
Gastroparesis adalah keterlambatan pengosongan lambung tanpa sumbatan mekanik, yang memicu mual, muntah, cepat kenyang, kembung, dan fluktuasi gula darah (pada diabetes). Uji baku emas adalah scintigraphy pengosongan lambung 4 jam dengan makan padat.
Tata laksana dimulai dari diet “small-particle” rendah lemak/serat, optimasi kontrol glukosa, prokinetik (metoklopramid; domperidon via expanded access), antiemetik, lalu terapi terarah pylorus seperti G-POEM bila refrakter. Obat-obatan tertentu (mis. opioid, beberapa GLP-1 RA) dapat memperlambat pengosongan dan perlu dievaluasi. Stimulasi listrik lambung (GES) dapat dipertimbangkan pada mual/muntah refrakter tertentu.
Apa itu gastroparesis?
Gastroparesis adalah tanda/gejala retensi makanan di lambung dengan bukti objektif keterlambatan pengosongan dan tanpa obstruksi. Gejala kardinal: mual, muntah, rasa penuh/cepat kenyang, kembung/distensi; sering dibakukan dengan Gastroparesis Cardinal Symptom Index (GCSI) untuk memantau keparahan.
Seberapa sering?
Epidemiologi bervariasi, namun studi komunitas klasik menunjukkan prevalensi lebih tinggi pada perempuan (≈38/100.000 vs 9–10/100.000 pada laki-laki). Pada diabetes, meta-analisis memperkirakan prevalensi gastroparesis diabetik ~9%.
Mengapa terjadi? (etiologi & patofisiologi)
- Diabetes (terutama T1DM lama/T2DM lanjut): neuropati vagal & gangguan interstitial cells of Cajal → kontraksi antral & koordinasi pylorus terganggu.
- Idiopatik/post-infeksi: setelah infeksi virus tertentu; sebagian membaik dalam 6–12 bulan, namun ada yang menetap.
- Pasca-operasi (cedera nervus vagus) dan penyakit sistemik (mis. skleroderma, hipotiroid).
- Obat-obatan yang memperlambat pengosongan:
- Opioid dan obat antikolinergik.
- GLP-1 receptor agonists (semaglutide, dkk.) memang menunda pengosongan lambung; kini ada peringatan label FDA bahwa semaglutide menunda pengosongan dan dapat memengaruhi penyerapan obat oral, serta perhatian perianestesi terkait residu lambung. Pada 2024 muncul panduan multi-society: sebagian besar pasien boleh melanjutkan GLP-1 sebelum prosedur; pendekatan individual & puasa/cair bening 24 jam bisa dipakai pada risiko tinggi.
Intinya: identifikasi & bila perlu hentikan/ubah obat yang memperlambat motilitas saat mengevaluasi gastroparesis.
Bagaimana menegakkan diagnosis?
- Singkirkan sumbatan mekanik (mis. tumor, ulkus stenotik) dengan endoskopi/pencitraan sesuai indikasi. Baru lanjut ke uji motilitas.
- Gastric emptying scintigraphy (GES) 4 jam dengan makan padat berstandar (roti/putih telur). Durasi ≥3–4 jam dianjurkan; studi 90 menit tidak cukup. Kontrol glukosa & hentikan obat yang memengaruhi motilitas sebelum uji.
- Alternatif bila scintigraphy tak tersedia: 13C-spirulina breath test atau wireless motility capsule pada pasien terpilih.
- Penilaian gejala: GCSI (9 item) untuk baseline & respons terapi.
Prinsip tatalaksana
1) Intervensi gaya hidup & nutrisi (fondasi terapi)
- Diet “small-particle”: makanan dilumat/halus, rendah lemak dan rendah serat tak tercerna; makan porsi kecil tapi sering; cairan bernutrisi sering lebih mudah kosong. Pendekatan ini menurunkan gejala dan memperbaiki pengosongan pada uji klinis dan direkomendasikan oleh pedoman ACG.
- Dukungan gizi bertahap: oral → jejunostomi bila asupan tidak adekuat → parenteral hanya jika terpaksa. Waspada dehidrasi, penurunan BB, hipoalbuminemia, atau bezoar.
- Optimasi glikemia pada diabetes (monitoring ketat, penyesuaian insulin/karbohidrat, kadang strategi split bolus): perbaikan glukosa membantu gejala dan menurunkan risiko rawat.
- Tinjau obat: hindari/kurangi opioid, pertimbangkan jeda/alternatif untuk obat yang memperlambat pengosongan (mis. GLP-1 RA) sesuai klinis.
2) Farmakoterapi (simptomatik & prokinetik)
- Metoklopramid: satu-satunya disetujui FDA untuk gastroparesis; efektif untuk mual & motilitas. Peringatan kotak hitam: risiko tardive dyskinesia—umumnya hindari >12 minggu; gunakan dosis efektif terendah dan edukasi pasien.
- Domperidon: prokinetik perifer yang tidak lewat sawar darah-otak; di AS tersedia melalui program expanded access/IND untuk kasus refrakter; perhatikan risiko QT.
- Erythromycin/makrolida: jangka pendek (tachyphylaxis dalam 1–4 minggu); berguna pada eksaserbasi.
- Agonis 5-HT4 (mis. prukaloprid): direkomendasikan bersyarat oleh ACG untuk memperbaiki pengosongan & sebagian gejala; bukti RCT kecil mendukung terutama pada gastroparesis idiopatik. (Penggunaan off-label; cocok bila ada konstipasi).
- Antiemetik: ondansetron, proklorperazin, prometazin untuk kontrol mual—tidak memperbaiki motilitas (pakai sesuai kebutuhan). Rujuk pedoman.
- Tidak direkomendasikan rutin: Botulinum toxin pylorus (uji acak negatif), neuromodulator tertentu sebagai terapi inti.
3) Terapi intervensi
- G-POEM (gastric per-oral endoscopic pyloromyotomy): memotong serabut pylorus untuk menurunkan hambatan outflow; direkomendasikan untuk gastroparesis medically refrakter dengan hasil klinis yang bermakna pada banyak seri/registri. Evaluasi dengan tim motilitas; EndoFLIP kadang membantu seleksi.
- Gastric Electrical Stimulation (GES): perangkat HUD/HDE untuk mual & muntah refrakter (diabetik/idiopatik). Efektivitas terutama pada gejala, bukan selalu pada pengosongan; seleksi ketat.
Gastroparesis vs dispepsia fungsional: sering tumpang tindih
Sebagian pasien dispepsia fungsional memiliki gejala mirip (penuh cepat, kembung) tanpa keterlambatan pengosongan; sebagian pasien gastroparesis bisa bergejala relatif ringan. Karena itu, objektivasi dengan GES 4 jam penting sebelum memberi label gastroparesis, terutama bila terapi akan bersifat jangka panjang/invasif.
Kapan harus waspada/rujuk cepat?
- Dehidrasi, muntah tak terkontrol, penurunan BB cepat, malnutrisi, hipoglikemia/hiperglikemia berat, atau tanda sumbatan (nyeri hebat, hematemesis, melena). Ini memerlukan evaluasi dan terapi cairan/gizi/elektrolit segera dan sering kali rawat.
FAQ (Pertanyaan yang sering ditanyakan)
1) Apakah gastroparesis bisa sembuh total?
Tergantung penyebabnya. Post-infeksi dapat membaik dalam bulan-tahun; diabetik membaik bila kontrol glukosa optimal & faktor pemicu diatasi. Banyak pasien mencapai kontrol gejala dengan langkah bertahap (diet + farmako ± intervensi).
2) Mengapa saya dianjurkan diet “small-particle”?
Karena makanan yang halus/berpartikel kecil dan rendah lemak/serat lebih mudah keluar dari lambung, sehingga mengurangi mual/kembung dan meningkatkan toleransi asupan. Ini direkomendasikan pedoman dan didukung uji terkontrol.
3) Apakah semua prokinetik aman dipakai lama?
Tidak. Metoklopramid efektif tetapi berisiko tardive dyskinesia—umumnya batasi ≤12 minggu dan evaluasi berkala. Domperidon (akses terbatas) perlu pemantauan jantung. Diskusikan pilihan dan durasi dengan dokter.
4) Saya pakai obat penurun berat/diabetes tipe GLP-1. Haruskah dihentikan?
GLP-1 memang memperlambat pengosongan lambung; pada sebagian orang dapat memperburuk keluhan mirip gastroparesis. Namun panduan multi-society 2024 menyatakan kebanyakan pasien tidak perlu menghentikan sebelum operasi/endoskopi; keputusan individual dengan dokter. Untuk keluhan sehari-hari, dokter dapat mempertimbangkan titrasi dosis/jeda atau alternatif.
5) Apakah botox pylorus membantu?
Tidak disarankan rutin karena uji acak tidak menunjukkan manfaat konsisten jangka panjang. G-POEM lebih menjanjikan pada kasus refrakter.
6) Kapan GES dipertimbangkan?
Pada mual/muntah refrakter diabetik/idiopatik yang sudah gagal obat dan intervensi nutrisi. Perangkat ini berstatus Humanitarian Device Exemption—dipilih di pusat berpengalaman.
Summary (executive summary)
- Definisi: keterlambatan pengosongan lambung tanpa obstruksi dengan gejala kardinal (mual, muntah, cepat kenyang, kembung). Konfirmasi dengan GES 4 jam.
- Poin praktis: tinjau obat yang memperlambat GE; integrasikan ahli gizi; nilai risiko malnutrisi dan komplikasi (bezoar, labilitas glukosa).
Kesimpulan
Gastroparesis kerap “menyamar” sebagai “maag bandel”, padahal kuncinya adalah membedakan dengan uji objektif dan menangani faktor yang memperlambat motilitas. Rekomendasi modern menekankan diet small-particle, optimasi glikemia, prokinetik dengan pemantauan keamanan, serta eskalasi terarah pylorus (G-POEM) atau GES untuk kasus terpilih. Dengan pendekatan bertahap dan kolaborasi multidisiplin (gastroenterolog, ahli gizi, endoskopis, endokrinolog), sebagian besar pasien dapat mencapai perbaikan gejala bermakna dan kualitas hidup yang lebih baik.