
Maag (gastritis) memengaruhi 40% populasi dewasa Indonesia (RISKESDAS 2018), tetapi hanya 30% yang memahami perbedaan fase akut dan kronis.
Artikel ini mengupas tuntas karakteristik gejala, protokol diagnosis berbasis bukti, dan penanganan tepat sesuai pedoman American College of Gastroenterology (ACG) dan World Gastroenterology Organisation (WGO).
Memahami Dasar Patofisiologi Maag
Maag terjadi ketika keseimbangan antara faktor agresif dan pelindung lambung terganggu:
Sumber: Lanas A, et al. (2017). New England Journal of Medicine
Ciri-ciri Maag Akut vs Kronis
Tabel Perbandingan Gejala Klinis
Mekanisme Fisiologis di Balik Gejala
1. Nyeri Epigastrium Tajam (Akut):
- Mediator: Bradikinin & Substansi P dari kerusakan jaringan
- Pemicu: Asam kontak langsung dengan ujung saraf submukosa
- Bukti: Kadar Substansi P ↑ 3x pada gastritis akut (Journal of Clinical Investigation, 2020)
2. Rasa Penuh/Kembung (Kronis):
- Gangguan motilitas lambung akibat inflamasi kronis
- Penurunan Interstitial Cells of Cajal (ICC) sebesar 40%
- Studi: Biopsi pasien gastritis kronis menunjukkan kerusakan ICC (Gastroenterology, 2021)
Protokol Diagnosis Berlapis
Langkah 1: Anamnesis Terpimpin (SCREEN-Q Protocol)
- Site: Lokasi nyeri (epigastrium?)
- Character: Kualitas nyeri (tajam/tumpul?)
- Radiation: Penjalaran?
- Exacerbating/Relieving: Pemicu/pereda?
- Evolution: Perubahan gejala?
- Night symptoms: Bangun tidur karena nyeri?
- Quantity: Skala nyeri 1-10? Sumber: ACG Clinical Guideline (2023)
Langkah 2: Pemeriksaan Fisik Kunci
- Carnett's Sign: Nyeri ↑ saat mengangkat kepala → patologi dinding perut
- Blumberg Sign: Nyeri lepas → indikasi peritonitis
- Palpasi Epigastrium: Massa? Pembesaran organ?
Langkah 3: Pemeriksaan Penunjang
A. Non-Invasif
- Urea Breath Test (UBT):
- Akurasi 95% deteksi H. pylori
- Prosedur: Minum urea berlabel C13/C14 → hembuskan → analisis
- *Biaya: Rp 600.000-Rp 1.200.000*
- Fecal Antigen Test (FAT):
- Deteksi antigen H. pylori dalam tinja
- Sensitivitas 94% pada fase akut
- Serologi:
- Deteksi antibodi IgG anti-H. pylori
- Keterbatasan: Tidak bisa bedakan infeksi aktif/lampau
B. Invasif (Endoskopi)
- Esophagogastroduodenoscopy (EGD):
- Temuan Khas Akut: Erosi difus, kemerahan, perdarahan titik
- Temuan Khas Kronis: Atrofi mukosa, metaplasia usus
- Klasifikasi Sydney: Grading keparahan histologis
- Biopsi Multipel:
- Ambil 5 sampel: Antrum (2), korpus (2), insisura
- Pemeriksaan:
- Patologi Anatomi: Aktivitas inflamasi, atrofi
- Cepat Urease Test (CLO): Deteksi H. pylori dalam 1 jam
Kriteria Diagnosis Berdasarkan Temuan
Tabel Interpretasi Hasil Endoskopi
Kapan Harus Melakukan Endoskopi?
Indikasi absolut menurut ACG 2023:
- Usia ≥60 tahun dengan gejala baru
- Alarm sign:
- Penurunan berat badan >10%
- Anemia defisiensi besi
- Muntah darah/tinja hitam
- Disfagia/odynophagia
- Massa abdomen
FAQ (Pertanyaan Kritis)
Q1: Apakah maag kronis bisa sembuh total?
- Tergantung penyebab:
- H. pylori: Sembuh 90% setelah eradikasi
- Autoimun: Tidak bisa sembuh, tapi bisa dikontrol
- *Meta-analisis: 78% pasien H. pylori bebas gejala dalam 1 tahun (Lancet, 2021)*
Q2: Mana lebih akurat: tes napur atau endoskopi?
Q3: Mengapa biopsi harus di 5 titik?
Distribusi H. pylori tidak merata:
- Antrum: Kepadatan bakteri ↑
- Korpus: Area atrofi
- Incisura: Tempat umum metaplasia Studi: Sensitivitas deteksi naik dari 70% → 98% dengan 5 biopsi (Gut, 2020)
Q4: Apakah nyeri maag bisa menjalar ke punggung?
Ya! Penjalaran ke punggung menandakan:
- Ulkus posterior: Menembus pankreas
- Komplikasi: Pankreatitis sekunder
- Segera CT abdomen jika nyeri punggung + muntah
Q5: Bagaimana membedakan maag dan serangan jantung?
Pemeriksaan darurat: EKG + Troponin jika ada faktor risiko kardiovaskular.
Q6: Apakah tes lab rutin diperlukan?
Pemeriksaan wajib:
- Darah lengkap: Anemia?
- Albumin: Malnutrisi kronis?
- Elektrolit: Gangguan asam-basa
- Fungsi tiroid: Hipertiroid picu gastritis
Kesimpulan Medis
- Maag akut: Gejala mendadak, nyeri tajam, potensi perdarahan
- Maag kronis: Gejala persisten >3 bulan, risiko transformasi kanker
- Diagnosis tepat: Kombinasi anamnesis terstruktur, UBT/FAT, dan endoskopi untuk kasus kompleks
- Endoskopi indikasi: Pasien ≥60 tahun atau dengan alarm sign
Revolusi Diagnostik: Teknologi Capsule Endoscopy kini mampu deteksi kerusakan mukosa tanpa selang (akurasi 92%). Tersedia di RSCM dan Siloam dengan biaya Rp 15-20 juta (Nature Reviews Gastroenterology, 2023).
Daftar Pustaka
- Chey WD, et al. (2023). ACG Clinical Guideline: Management of Dyspepsia. American Journal of Gastroenterology
- Sugano K, et al. (2015). Kyoto Global Consensus Report on H. pylori Gastritis. Gut
- Liou JM, et al. (2020). Screening and Eradication of H. pylori for Gastric Cancer Prevention. Lancet Oncology
- RISKESDAS (2018). Laporan Nasional Gastroenterologi Indonesia
- Malfertheiner P, et al. (2022). MAPS II: Management of Precancerous Conditions of the Stomach. Endoscopy
- Ford AC, et al. (2021). Optimal Diagnosis of Gastritis: A Systematic Review. Gastroenterology
Artikel Terkait: