
- Pada banyak orang dengan GERD atau gastritis, buah yang sangat asam (terutama citrus dan tomat) dapat memicu nyeri ulu hati, rasa panas di dada, regurgitasi, atau perih lambung. Mekanismenya terutama iritasi kimia langsung pada mukosa esofagus yang sudah sensitif serta peningkatan paparan asam—bukan sekadar “asam lambungnya bertambah banyak”. Bukti klinis dan pedoman modern memang menekankan bahwa pemicu makanan bersifat individual, tetapi citrus & tomat termasuk pemicu yang paling sering dilaporkan.
- Jus buah asam biasanya lebih memicu dibanding buah utuh (tidak ada serat penyangga, beban asam lebih tinggi, ditelan cepat). Waktu konsumsi (mis. malam/menjelang tidur) dan porsi juga sangat menentukan.
15 buah berasam yang sering memperberat keluhan “maag”
Catatan: sensitivitas tiap orang berbeda. Daftar ini menggabungkan kandungan asam organik (sitrat, malat, askorbat), laporan klinis, serta temuan pedoman/ulasan tentang makanan pemicu GERD. Gunakan sebagai panduan uji coba terarah, bukan larangan absolut.
- Nanas Asam dan mengandung bromelain; bukti manfaat/risikonya untuk GERD tidak konsisten, tetapi sebagai buah asam ia dapat memicu pada sebagian orang—terutama dalam bentuk jus.
- Kiwi Cukup tinggi asam askorbat & sitrat; pada lambung/esofagus sensitif dapat menimbulkan perih atau rasa panas setelah konsumsi porsi besar/di perut kosong. (Bukti klinis berbasis gejala).
Kenapa jus lebih “ganas”? Cairan asam melapisi esofagus cepat & luas, serat penyangga hilang, dan volume konsumsi sering lebih banyak; studi besar juga menunjukkan risiko gejala bisa spesifik per minuman, terlepas dari jumlah porsi.
Penjelasan medis singkat: apa yang terjadi di tubuh?
- Ingat: pemicu itu individual. Pedoman modern menekankan uji-coba eliminasi terarah (bukan melarang “semua asam”), sambil tetap fokus pada intervensi yang paling kuat buktinya: turun berat badan bila overweight, tidak makan larut, dan tidak berbaring setelah makan.
Cara tetap aman kalau Anda suka buah asam
- Pilih bentuk utuh ketimbang jus; porsi kecil; hindari perut kosong dan ≥3–4 jam sebelum tidur.
- Catat pemicu pribadi 1–2 minggu; eliminasi yang bermasalah, lalu uji ulang perlahan. (Strategi berbasis pedoman).
- Saat gejala aktif, lebih aman pilih buah rendah asam: pisang, pepaya, melon (secara umum lebih bersahabat untuk banyak pasien). (Konsensus klinis & ulasan diet).
FAQ
2) Mengapa saya bisa makan jeruk utuh tapi “kebakaran” setelah jus jeruk?
Jus memberikan beban asam besar, cepat, dan tanpa serat, sehingga paparan esofagus meningkat. Studi prospektif juga mendapati risiko gejala spesifik per minuman.
3) Nanas itu membantu pencernaan, kok tetap memicu?
Nanas memang mengandung bromelain, tetapi bukti manfaatnya untuk GERD belum konsisten. Karena asam, ia tetap dapat memicu pada sebagian orang—terutama sebagai jus atau saat perut kosong.
4) Apel itu sehat; apakah harus dihindari?
Sebagian besar orang toleran dengan apel matang, apalagi jika tidak di-juice. Namun apel hijau/asam punya pH ~3.3–3.9, sehingga pada individu sensitif bisa memicu; coba porsi kecil & bersama makan.
5) Bagaimana cara tahu buah mana yang aman buat saya?
Gunakan “uji-eliminasi–tantang ulang”: hentikan kelompok buah asam 1–2 minggu; bila gejala membaik, kembalikan satu per satu (porsi kecil, siang hari). Pertahankan yang aman, hindari yang berulang memicu. (Sesuai prinsip pedoman ACG).
Rujukan medis (tanpa tautan langsung)
- Studi jus jeruk & LES/iritasi: gejala lebih ke iritasi lokal ketimbang penurunan LES yang bermakna.
- pH apel & toleransi individual: ringkasan klinis untuk pasien GERD.
Kesimpulan
Buah-buahan asam—terutama citrus dan tomat—memang sering memperberat keluhan GERD/“maag” melalui iritasi kimia langsung pada esofagus dan meningkatnya paparan asam, terutama bila dikonsumsi dalam bentuk jus, porsi besar, atau menjelang tidur. Karena pemicu bersifat personal, pendekatan terbaik adalah uji-eliminasi terarah, porsi kecil, hindari malam hari, dan utamakan buah utuh. Dengan strategi ini, banyak pasien tetap bisa menikmati buah—tanpa harus “menderita” setelahnya.