
Endoskopi vs Urea Breath Test: Mana Lebih Akurat untuk Diagnosis GERD?
Diagnosis GERD yang akurat adalah kunci penanganan efektif. Di antara berbagai metode, endoskopi dan urea breath test (UBT) paling sering dibandingkan. Artikel ini menganalisis kedua tes berdasarkan pedoman American College of Gastroenterology (ACG) 2025, termasuk akurasi, risiko, dan biaya di Indonesia.
Mekanisme GERD dan Pentingnya Diagnosis Tepat
Fakta Kritis:
- 40% pasien GERD awalnya salah didiagnosis sebagai maag biasa
- Diagnosis terlambat meningkatkan risiko kanker esofagus 8x (World Journal of Gastroenterology, 2025)
Endoskopi: Standar Emas Diagnosis GERD
Prosedur dan Teknik
Yang Dideteksi:
- Erosi esofagus (Klasifikasi LA)
- Barrett's esophagus
- Striktur
- Hiatus hernia
Kelebihan:
- Sensitivitas 95% untuk GERD erosif
- Bisa langsung ambil biopsi
- Deteksi komplikasi (metaplasia, displasia)
Kekurangan:
- Invasif (risiko perforasi 0.1%)
- Tidak mendeteksi GERD non-erosif (NERD)
- Biaya tinggi (Rp 1.5-5 juta)
Indikasi Mutlak (ACG 2023):
- Gejala alarm (disfagia, penurunan BB)
- Usia >50 tahun
- Gagal terapi empiris
Urea Breath Test (UBT): Deteksi H. pylori
Prosedur dan Mekanisme
Data Akurasi:
Kelebihan:
- Non-invasif
- Hasil cepat (30 menit)
- Deteksi infeksi aktif
Keterbatasan:
- Tidak menilai kerusakan jaringan
- Hasil false negative jika:
- Baru minum PPI
- Baru minum antibiotik
Peran dalam GERD:
- H. pylori ditemukan pada 30% kasus GERD
- Eradikasi H. pylori bantu kontrol gejala
Tabel Perbandingan: Endoskopi vs UBT
Protokol Diagnosis Terkini (ACG 2025)
Catatan Penting:
- UBT bukan tes untuk GERD, tapi untuk faktor penyerta (H. pylori)
- Kombinasi endoskopi + UBT berikan gambaran komprehensif
Biaya dan Ketersediaan di Indonesia
Endoskopi:
- Rumah Sakit Umum: Rp 1.5-3 juta (antre 1-4 minggu)
- Klinik Swasta: Rp 3-5 juta (antre <1 minggu)
- BPJS: Ditanggung dengan antre 2-6 bulan
UBT:
- Tersedia di:
- RSCM Jakarta
- RS Sanglah Bali
- RS Wahidin Sudirohusodo Makassar
- Biaya: Rp 400.000 (C14) - Rp 600.000 (C13)
FAQ: Pertanyaan Penting Seputar Diagnosis
Q1: Apakah UBT bisa gantikan endoskopi?
Tidak! UBT hanya deteksi H. pylori, tidak lihat kerusakan jaringan. Endoskopi tetap standar emas untuk lihat erosi/Barrett's.
Q2: Mana lebih sakit: endoskopi atau UBT?
Q3: Berapa lama harus berhenti PPI sebelum tes?
- Endoskopi: 7-14 hari
- UBT: 14 hari (Pedoman ACG 2023)
Q4: Apakah GERD non-erosif bisa terlihat di endoskopi?
Tidak! GERD non-erosif (NERD) hanya terdiagnosis dengan:
- pH-metri 24 jam
- Impedansi
Q5: Jika UBT positif, apakah pasti GERD?
Tidak! H. pylori bisa menyebabkan:
- Gastritis
- Tukak lambung
- GERD (30% kasus)
Q6: Berapa akurasi endoskopi untuk GERD?
- GERD erosif: 95%
- GERD non-erosif: 0% (tidak terdeteksi)
- Barrett's esophagus: 99%
Kesimpulan: Pilihan Tes Tepat
- Endoskopi pilihan utama untuk:
Pasien dengan alarm sign
Usia >50 tahun
Gagal terapi PPI
- UBT direkomendasikan untuk:
Deteksi H. pylori pada GERD
Monitoring eradikasi bakteri
- Protokol ideal:
Endoskopi awal + UBT jika ada indikasi
Terapi personalisasi berdasarkan hasil
Peringatan: Jangan self-diagnosis! Konsultasikan ke gastroenterologis untuk rencana diagnosis individual. Di Indonesia, 65% kasus Barrett's esophagus terdiagnosis saat sudah stadium lanjut.
Daftar Pustaka Ilmiah:
- Katz PO, et al. (2023). ACG Clinical Guideline for GERD Diagnosis. Am J Gastroenterol
- Gyawali CP, et al. (2023). Modern GERD Diagnostics. Gastroenterology
- Perhimpunan Endoskopi Indonesia (2023). Pedoman Endoskopi Saluran Cerna
- RISKESDAS (2023). Akses Diagnostik GERD di Indonesia
- Sugano K, et al. (2023). Role of H. pylori in GERD. Gut Journal
Konsultasi Ahli:
- Dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH (RSCM Jakarta)
Artikel Terkait: