September 5, 2025, 9:04 am

Kenapa perokok berat lebih sering “asam lambung naik”?

Kenapa perokok berat lebih sering “asam lambung naik”?
Merokok—terutama berat dan lama (pack-years tinggi)—meningkatkan risiko gejala GERD (asam lambung naik) dan esofagitis erosif, serta memperberat keluhan heartburn/regurgitasi. Ini terjadi karena nikotin dan komponen asap rokok menurunkan tekanan katup kerongkongan bawah (LES), mengurangi “pencucian” asam oleh saliva, dan memperlambat pembersihan asam dari esofagus. Kabar baiknya, berhenti merokok memperbaiki gejala pada banyak pasien. 

Mekanisme biologis yang membuat rokok memicu refluks

  1. LES jadi lebih “longgar” Nikotin dapat menurunkan tekanan LES, sehingga lebih mudah terjadi aliran balik asam ke kerongkongan. Uji fisiologi menunjukkan nikotin transdermal saja sudah menurunkan tekanan LES pada subjek sehat. 
  2. Saliva pelindung berkurang → pembersihan asam melambat Perokok mengalami penurunan sekresi bikarbonat saliva dan waktu pembersihan asam (acid clearance) menjadi lebih lama. Artinya, bila asam sudah naik, ia lebih lama menempel di esofagus dan lebih mudah menimbulkan rasa terbakar/nyeri. 
  3. Dampak kumulatif ke mukosa & motilitas Tinjauan mekanistik klasik menunjukkan perokok memiliki tekanan LES basal lebih rendah dibanding non-perokok; bersamaan dengan gangguan pembersihan asam, ini meningkatkan paparan asam esofagus.
  4. Konsekuensi klinis Secara populasi, perokok memiliki risiko lebih tinggi mengalami gejala GERD dan esofagitis; pada sebagian kohort, risiko menurun setelah berhenti. Beberapa studi juga mengaitkan merokok dengan lesi pramaligna (Barrett’s esophagus) dan progresi menuju displasia/kanker pada pasien dengan Barrett’s yang sudah ada. 

Seberapa nyata manfaat berhenti merokok untuk GERD?


Pedoman GERD ACG merangkum data kohort besar: gejala GERD membaik signifikan pada mereka yang berhasil berhenti selama 1 tahun dibandingkan yang terus merokok. Studi lain menunjukkan penurunan kejadian GERD/esofagitis setelah penghentian dini. Dengan kata lain, berhenti merokok adalah intervensi bermakna—bukan hanya untuk paru & jantung, tapi juga untuk lambung–kerongkongan.

Strategi praktis bila Anda masih merokok

  • Targetkan berhenti total (dukungan konseling + farmakoterapi berhenti merokok).
  • Sambil menuju berhenti: hindari merokok setelah makan dan ≥3 jam sebelum tidur; ini saat-saat paling gampang memicu refluks. (Prinsip ACG/Lifestyle GERD.) 
  • Nikotin pengganti (NRT): lebih aman daripada rokok, namun nikotin dapat menurunkan LES pada sebagian orang; bila muncul heartburn, diskusikan pilihan/penyesuaian bentuk (mis. patch vs permen karet/lozenges, penjadwalan ulang) sambil tetap melanjutkan rencana berhenti
  • Lakukan paket anti-refluks: jeda makan–tidur 2–3 jam, kepala ranjang ditinggikan, porsi kecil-sering, manajemen berat badan, dan batasi alkohol. (Pedoman ACG). 

Tanya–Jawab (FAQ)


1) Apakah semua perokok pasti kena GERD? Tidak. Namun risikonya meningkat, dan pada perokok berat gejala cenderung lebih sering dan lebih berat—terutama bila ada faktor lain seperti obesitas atau hernia hiatus. 

2) Berhenti merokok benar-benar membantu? Ya. Data kohort yang dirangkum pedoman ACG menunjukkan perbaikan gejala bermakna setelah 1 tahun berhenti dibanding yang tetap merokok; studi lain juga mendapati penurunan risiko esofagitis/GERD setelah cessation

3) Kalau saya pakai patch/permen karet nikotin, apakah refluks bisa kambuh? Bisa pada sebagian orang, karena nikotin dapat menurunkan LES. Namun NRT jauh lebih aman daripada merokok dan tetap direkomendasikan untuk berhenti. Bila heartburn muncul, bicarakan pilihan formulasi atau waktu pakai dengan dokter. 

4) Apakah vaping lebih aman untuk GERD? Bukti khusus masih terbatas. Karena nikotin tetap ada, potensi penurunan LES dan iritasi tetap mungkin. Fokus utama tetap berhenti nikotin/rokok sama sekali.

5) Benarkah merokok terkait kondisi pramaligna esofagus? Ya—sejumlah studi mengaitkan merokok dengan Barrett’s esophagus (sebagian menunjukkan hubungan dengan paparan kumulatif), dan dengan progresi ke displasia/kanker pada pasien dengan Barrett’s yang sudah ada. 

Rujukan ilmiah (tanpa tautan langsung)

  • ACG Clinical Guideline for GERD (2022): ringkasan efek gaya hidup; perbaikan gejala pada yang berhenti merokok; catatan bahwa rokok menurunkan tekanan LES (data fisiologi) dan bukti manfaat berhenti di kohort besar. 
  • Kadakia dkk., 1996: Nikotin transdermal menurunkan tekanan LES pada subjek sehat (manometri). 
  • Kahrilas dkk., 1989/1990: perokok mengalami acid clearance lebih lama & bikarbonat saliva berkurang; perokok punya tekanan LES lebih rendah dari non-perokok. 
  • Okamoto dkk., 2023 (review/meta-analytic evidence): paparan rokok - risiko refluks/esofagitis; cessation menurunkan risiko. 
  • Cook dkk., 2012; Coleman dkk., 2012: hubungan rokok dengan Barrett’s esophagus dan progresi ke displasia/kanker. 

Pesan dokter


Bila Anda perokok dan sering “asam naik”, berhenti merokok adalah langkah dengan dampak terbesar—dibuktikan data klinis dan fisiologi. Sambil proses berhenti, rapikan pola anti-refluks dan konsultasikan terapi obat (mis. PPI 8 minggu) bila gejala sering. Kombinasi ini biasanya membuat keluhan jauh lebih jarang dan risiko jangka panjang lebih kecil.
Blog Post Lainnya
Kenapa perokok berat lebih sering “asam lambung naik”?
Kenapa perokok berat lebih sering “asam lambung naik”?Sep 5, 2025Merokok—terutama berat dan lama (pack-years tinggi)—meningkatkan risiko gejala GERD (asam lambung naik) dan esofagitis erosif, serta memperberat keluhan heartburn/regurgitasi. Ini terjadi karena
Gigi & “Maag”: Mengapa Mulut yang Tidak Terawat Bisa Memperparah Keluhan Lambung?
Gigi & “Maag”: Mengapa Mulut yang Tidak Terawat Bisa Memperparah Keluhan Lambung?Sep 4, 2025. Intinya. “Maag” di Indonesia biasanya merujuk pada dispepsia (nyeri/ketidaknyamanan ulu hati) dan GERD (asam naik ke kerongkongan). Kesehatan gigi–mulut yang buruk tidak otomatis menciptakan GERD,
Lambung: struktur, fungsi, kendali, dan penyakit penting
Lambung: struktur, fungsi, kendali, dan penyakit pentingSep 3, 2025Lambung adalah “ruang olah” di antara kerongkongan dan usus dua belas jari (duodenum). Tugas utamanya: menyimpan, mencampur, dan mengurai makanan menjadi kimus (chyme) dengan bantuan asam, enzim, dan
`Show More
-
-
Dapatkan Heion Ashwagandha+ di marketplace favorit kamu
-
Social Media
Contact Us
62 8784-7365-360
ask.dailyheion@gmail.com
Disclaimer
Hasil yang didapatkan setiap individu bisa berbeda-beda, semua itu tergantung dari kondisi tubuh dan metabolisme masing-masing.
-
@2025 Heion Inc.