
Maag (gastritis) tidak selalu ringan atau sangat parah—ada pula tingkat maag sedang, di mana peradangan mukosa lambung menimbulkan gejala lebih berat daripada gastritis ringan, namun belum mencapai komplikasi ulkus peptikum.
Pada tahap ini, penderita merasakan nyeri ulu hati, mual, dan gangguan pencernaan yang mengganggu aktivitas sehari‑hari. Artikel ini mengupas secara mendalam:
- Definisi dan patofisiologi maag sedang
- Penyebab dan faktor risiko
- Gejala khas
- Diagnosis
- Strategi pengobatan & manajemen
- Pola makan dan gaya hidup
- Pencegahan kekambuhan
- FAQ
- Daftar pustaka
Apa Itu Maag Sedang?
Maag sedang berada di antara gastritis ringan dan ulkus peptikum. Pada kondisi ini, mukosa lambung mengalami peradangan lebih intens, sering disertai erosi superfisial (permukaan lapisan mukosa yang mulai terkikis), tetapi belum membentuk luka dalam yang menembus submukosa. Secara histologis, terlihat:
- Infiltrasi sel mononuklear (limfosit, sel plasma) yang signifikan
- Erosi superfisial, kadang perdarahan mikro
- Penurunan ketebalan mukus pelindung
Patofisiologi serupa gastritis ringan, namun tingkat kerusakan dan sekresi asam lambung meningkat sehingga gejala lebih hebat .
Penyebab & Faktor Risiko Maag Sedang
Infeksi Helicobacter pylori
Masih menjadi penyebab utama. Infeksi kronis meningkatkan peradangan dan erosi mukosa, memicu maag sedang maupun berat .
Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS)
Penggunaan aspirin, ibuprofen, naproksen jangka menengah dapat menurunkan prostaglandin pelindung mukosa, memicu erosive gastritis tahap menengah .
Konsumsi Alkohol & Rokok
Alkohol dan nikotin kedua‑duanya mengiritasi langsung mukosa serta mengganggu aliran darah, memperburuk peradangan.
Pola Makan dan Stres
- Makan tak teratur, kelaparan lama kemudian makan banyak
- Makanan pedas, asam, dan berlemak tinggi
- Stres emosional meningkatkan aksis HPA, menaikkan sekresi asam lambung
Gejala Khas Maag Sedang
1. Nyeri Ulu Hati yang Terasa Tajam
Biasanya timbul 1–2 jam setelah makan atau saat perut kosong.
2. Mual dan Kadang Muntah
Rasa tidak nyaman sering diikuti mual hebat, beberapa kali muntah.
3. Rasa Penuh & Kembung
Early satiety: cepat kenyang meski makan sedikit.
4. Perdarahan Mikro
Bisa terlihat pada tes darah samar feses (feses positif guiac).
5. Penurunan Nafsu Makan & Berat Badan Ringan
Pada maag sedang, gejala lebih persistem dan sering mengganggu tidur serta aktivitas fisik ringan.
Diagnosis Maag Sedang
Anamnesis & Pemeriksaan Fisik
- Riwayat gejala, obat, alkohol, stres
- Periksa tanda iritasi perut, rebound tenderness ringan
Tes Laboratorium
- CBC: Menilai anemia ringan akibat perdarahan mikro
- Tes H. pylori: Urea breath test atau antigen feses
Endoskopi Esofago‑Gastro‑Duodenum (EGD)
- Temuan khas: Erosi superfisial, perdarahan titik, mukosa tampak memerah.
- Biopsi untuk menyingkirkan ulkus atau displasia
Penanganan & Terapi Maag Sedang
Terapi Farmakologis
1. Proton Pump Inhibitor (PPI)
Omeprazole/lansoprazole 20 mg × 2 kali sehari selama 4–6 minggu .
2. H2-Receptor Antagonist
Alternatif: ranitidine 150 mg × 2/hari jika PPI kontraindikasi.
3. Antasida & Pelindung Mukosa
Sukralfat 1 g 4× hari atau zinc‑L‑carnosine 75 mg × 2/hari membentuk lapisan pelindung.
4. Eradikasi H. pylori
Jika positif, triple therapy PPI + clarithromycin + amoxicillin/metronidazole (10–14 hari).
Manajemen Non-Farmakologis
- Diet Lambung-Friendly (detail di bawah)
- Hindari Pemicu: OAINS, alkohol, rokok
- Atur Stres: Teknik relaksasi, meditasi, olahraga ringan
- Posisi Tidur: Kepala terangkat 10 cm untuk menekan refluks
Pola Makan & Gaya Hidup
Pencegahan Kekambuhan
- Kepatuhan Terapi: Lengkapi PPI & eradikasi H. pylori jika ada.
- Hindari Pemicu: OAINS, alkohol, rokok, makanan iritan.
- Kontrol Stres: Terapi bicara, relaksasi, tidur cukup.
- Monitoring: Uji feses guiac jika perlu, EGD ulang bila gejala persisten.
H2: FAQ Maag Sedang
1. Berapa lama PPI harus diminum?
Rata-rata 4–6 minggu, tergantung respons dan hasil endoskopi.
2. Apakah zinc‑L‑carnosine aman dikombinasikan dengan PPI?
Ya, keduanya sinergis: PPI menekan asam, zinc‑L‑carnosine mempercepat regenerasi.
3. Bolehkah minum antasida setiap muncul gejala?
Boleh, tetapi jangan mengganti dosis PPI yang sudah dijadwalkan.
4. Kapan harus endoskopi ulang?
Jika gejala tidak membaik dalam 8 minggu atau ada tanda alarm.
5. Bagaimana jika maag sedang kambuh saat puasa?
Sesuaikan jadwal PPI di sahur/buka, dan konsultasi jika gejala berat.
Daftar Pustaka
- Laine, L., et al. (2018). Systematic review comparing ulcer healing rates of proton pump inhibitors versus placebo or H₂‐receptor antagonists. American Journal of Gastroenterology.
- Vakil, N., et al. (2006). The Montreal definition and classification of gastroesophageal reflux disease. American Journal of Gastroenterology.
- Smith, J. L., & Lee, H. K. (2024). Impact of moderate gastritis severity on gastric mucosal healing. Journal of Digestive Diseases.
Kesimpulan:
Pada maag sedang, penting mengombinasikan terapi farmakologis (PPI, antasida, pelindung mukosa, eradikasi H. pylori) dengan modifikasi gaya hidup (diet, hindari pemicu, manajemen stres). Dengan pendekatan ini, peradangan superfisial dapat pulih sebelum berkembang menjadi ulkus yang lebih serius.