
Gastritis kronis adalah kondisi inflamasi yang berlangsung lama pada lapisan mukosa lambung. Berbeda dari gastritis akut yang datang tiba‑tiba, gastritis kronis berkembang perlahan dan dapat berlangsung berminggu‑minggu hingga bertahun‑tahun. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti atrofi mukosa, malabsorpsi nutrisi, dan berpotensi perkembangan ke kanker lambung.
Apa Itu Gastritis Kronis?
Gastritis kronis ditandai oleh peradangan kontinu pada lapisan mukosa lambung, yang sering kali berkembang menjadi atrofi (penipisan) mukosa dan metaplasia (perubahan sel) jika penyebabnya tidak diatasi. Secara histologis, ditemukan infiltrasi sel mononuklear (limfosit dan sel plasma) serta kerusakan kelenjar lambung.
Penyebab & Faktor Risiko
Infeksi Helicobacter pylori
- Prevalensi : Lebih dari 50 % populasi dunia terinfeksi; menjadi penyebab utama gastritis kronis tipe B .
- Mekanisme: Bakteri memproduksi enzim urease → alkalinisasi lokal → kerusakan mukosa dan peradangan.
Autoimun (Gastritis Tipe A)
- Deskripsi: Antibodi menyerang sel parietal lambung, menyebabkan atrofi kelenjar dan defisiensi vitamin B12 .
- Gejala khas: Anemia megaloblastik, parestesia (kesemutan) akibat neuropati.
Obat & Zat Iritan
- OAINS: Aspirin, ibuprofen menekan prostaglandin pelindung mukosa.
- Alkohol & Rokok: Iritasi kronis, menurunkan aliran darah mukosa.
Faktor Lain
- Stres Kronis
- Diet Tinggi Garam
- Paparan Zat Karsinogenik (ropes, nitrosamin)
Gejala Gastritis Kronis
- Dyspepsia: Nyeri tumpul atau terbakar di ulu hati, kembung.
- Mual Ringan: Sering muncul setelah makan.
- Early Satiety: Cepat kenyang meski porsi kecil.
- Penurunan Nafsu Makan & Berat Badan
- Gejala Anemia (pada tipe autoimun): Letargi, pucat, kesemutan .
Beberapa pasien mungkin asimtomatik, terutama pada stadium awal.
Diagnosis
Anamnesis & Pemeriksaan Fisik
- Riwayat penggunaan OAINS, alkohol, gejala dyspepsia.
- Tanda vital, pemeriksaan abdomen.
Tes Laboratorium
- CBC: Deteksi anemia.
- Serologi H. pylori: IgG/IgM (screening), antigen feses.
Endoskopi Esofago‑Gastro‑Duodenum (EGD)
- Temuan: Mukosa memerah, nodular, atrofi kelenjar.
- Biopsi: Pemeriksaan histologi (infiltrat limfosit, atrofi, metaplasia).
Pemeriksaan Penunjang
- Urea Breath Test / Antigen Feses untuk H. pylori.
- Gastrin Serum (pada gastritis autoimun).
Pengelolaan & Terapi
Eradikasi H. pylori
- Regimen Triple Therapy: PPI + clarithromycin + amoxicillin/metronidazole selama 10–14 hari .
- Uji Kontrol: Breath test 4 minggu setelah terapi.
Penurun Asam
- PPI (omeprazole, lansoprazole) untuk mengurangi sekresi asam.
- H2‑blocker (rantidine) jika PPI tidak tersedia.
Suplemen Pelindung Mukosa
- Sukralfat: Menempel pada luka superfisial.
- Zinc‑L‑Carnosine / Licorice DGL: Mendukung regenerasi dan proteksi.
Perbaikan Gaya Hidup & Diet
- Hindari Iritan: Pedas, asam, alkohol, rokok, OAINS.
- Porsi Kecil & Sering: 5–6× sehari.
- Masak Ringan: Kukus, rebus, panggang.
- Manajemen Stres: Relaksasi, tidur cukup.
Monitoring Jangka Panjang
- Endoskopi Ulang setiap 1–2 tahun jika ada metaplasia atau kelainan prakulit.
- Vitamin B12: Pantau pada gastritis autoimun.
Komplikasi yang Harus Diwaspadai
- Atrofi Mukosa & Metaplasia → risiko kanker lambung ↑.
- Anemia Defisiensi B12 → neuropati sensorik.
- Pseudopolyps / gastritis hiperplastik.
Pencegahan komplikasi bergantung pada eradikasi H. pylori dan pengelolaan dini.
FAQ Seputar Gastritis Kronis
- Apakah gastritis kronis bisa sembuh total? – Jika penyebab (H. pylori, OAINS) diatasi, mukosa dapat pulih sebagian besar, tapi metaplasia kadang tidak reversibel.
- Berapa lama terapi eradikasi H. pylori? – Umumnya 10–14 hari, diikuti kontrol breath test setelah 4 minggu.
- Apakah perlu suplemen B12 setiap hari? – Hanya pada gastritis autoimun dengan atrofi parietal.
- Bagaimana mencegah kekambuhan? – Hindari OAINS, alkohol, rokok, kelola stres, dan ikuti diet lambung-friendly.
- Kapan perlu endoskopi ulang? – Pada gejala persisten, temuan metaplasia, atau kecurigaan displasia/kanker.
Referensi
- Vakil, N., et al. (2006). The Montreal definition and classification of gastroesophageal reflux disease. American Journal of Gastroenterology.
- Ernst, E. (2003). Herbal therapy for gastrointestinal disorders… Alimentary Pharmacology & Therapeutics.
- Laine, L., et al. (2018). Systematic review comparing ulcer healing rates… American Journal of Gastroenterology.
- Zulkifli, A. & Pranata, R. (2025). Alcohol‑Induced Gastric Mucosal Injury. Indonesian Medical Journal.
Semoga artikel ini membantu Anda memahami dan mengelola gastritis kronis dengan tepat. Jika gejala berlanjut atau memburuk, segera konsultasikan ke dokter spesialis gastroenterologi.