July 20, 2025, 5:33 pm

Memahami Gastritis Kronis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengelolaan

Memahami Gastritis Kronis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengelolaan
Gastritis kronis adalah kondisi inflamasi yang berlangsung lama pada lapisan mukosa lambung. Berbeda dari gastritis akut yang datang tiba‑tiba, gastritis kronis berkembang perlahan dan dapat berlangsung berminggu‑minggu hingga bertahun‑tahun. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti atrofi mukosa, malabsorpsi nutrisi, dan berpotensi perkembangan ke kanker lambung.

Apa Itu Gastritis Kronis?


Gastritis kronis ditandai oleh peradangan kontinu pada lapisan mukosa lambung, yang sering kali berkembang menjadi atrofi (penipisan) mukosa dan metaplasia (perubahan sel) jika penyebabnya tidak diatasi. Secara histologis, ditemukan infiltrasi sel mononuklear (limfosit dan sel plasma) serta kerusakan kelenjar lambung.

Penyebab & Faktor Risiko


Infeksi Helicobacter pylori
  • Prevalensi : Lebih dari 50 % populasi dunia terinfeksi; menjadi penyebab utama gastritis kronis tipe B .
  • Mekanisme: Bakteri memproduksi enzim urease → alkalinisasi lokal → kerusakan mukosa dan peradangan.

Autoimun (Gastritis Tipe A)

  • Deskripsi: Antibodi menyerang sel parietal lambung, menyebabkan atrofi kelenjar dan defisiensi vitamin B12 .
  • Gejala khas: Anemia megaloblastik, parestesia (kesemutan) akibat neuropati.

Obat & Zat Iritan

  • OAINS: Aspirin, ibuprofen menekan prostaglandin pelindung mukosa.
  • Alkohol & Rokok: Iritasi kronis, menurunkan aliran darah mukosa.

Faktor Lain

  • Stres Kronis
  • Diet Tinggi Garam
  • Paparan Zat Karsinogenik (ropes, nitrosamin)

Gejala Gastritis Kronis


  1. Dyspepsia: Nyeri tumpul atau terbakar di ulu hati, kembung.
  2. Mual Ringan: Sering muncul setelah makan.
  3. Early Satiety: Cepat kenyang meski porsi kecil.
  4. Penurunan Nafsu Makan & Berat Badan
  5. Gejala Anemia (pada tipe autoimun): Letargi, pucat, kesemutan .
Beberapa pasien mungkin asimtomatik, terutama pada stadium awal.

Diagnosis


Anamnesis & Pemeriksaan Fisik

  • Riwayat penggunaan OAINS, alkohol, gejala dyspepsia.
  • Tanda vital, pemeriksaan abdomen.

Tes Laboratorium

  • CBC: Deteksi anemia.
  • Serologi H. pylori: IgG/IgM (screening), antigen feses.

Endoskopi Esofago‑Gastro‑Duodenum (EGD)

  • Temuan: Mukosa memerah, nodular, atrofi kelenjar.
  • Biopsi: Pemeriksaan histologi (infiltrat limfosit, atrofi, metaplasia).

Pemeriksaan Penunjang

  • Urea Breath Test / Antigen Feses untuk H. pylori.
  • Gastrin Serum (pada gastritis autoimun).

Pengelolaan & Terapi


-

Eradikasi H. pylori

  • Regimen Triple Therapy: PPI + clarithromycin + amoxicillin/metronidazole selama 10–14 hari .
  • Uji Kontrol: Breath test 4 minggu setelah terapi.

Penurun Asam

  • PPI (omeprazole, lansoprazole) untuk mengurangi sekresi asam.
  • H2‑blocker (rantidine) jika PPI tidak tersedia.

Suplemen Pelindung Mukosa

  • Sukralfat: Menempel pada luka superfisial.
  • Zinc‑L‑Carnosine / Licorice DGL: Mendukung regenerasi dan proteksi.

Perbaikan Gaya Hidup & Diet

  1. Hindari Iritan: Pedas, asam, alkohol, rokok, OAINS.
  2. Porsi Kecil & Sering: 5–6× sehari.
  3. Masak Ringan: Kukus, rebus, panggang.
  4. Manajemen Stres: Relaksasi, tidur cukup.

Monitoring Jangka Panjang

  • Endoskopi Ulang setiap 1–2 tahun jika ada metaplasia atau kelainan prakulit.
  • Vitamin B12: Pantau pada gastritis autoimun.

Komplikasi yang Harus Diwaspadai

  • Atrofi Mukosa & Metaplasia → risiko kanker lambung ↑.
  • Anemia Defisiensi B12 → neuropati sensorik.
  • Pseudopolyps / gastritis hiperplastik.
Pencegahan komplikasi bergantung pada eradikasi H. pylori dan pengelolaan dini.

FAQ Seputar Gastritis Kronis

  1. Apakah gastritis kronis bisa sembuh total? – Jika penyebab (H. pylori, OAINS) diatasi, mukosa dapat pulih sebagian besar, tapi metaplasia kadang tidak reversibel.
  2. Berapa lama terapi eradikasi H. pylori? – Umumnya 10–14 hari, diikuti kontrol breath test setelah 4 minggu.
  3. Apakah perlu suplemen B12 setiap hari? – Hanya pada gastritis autoimun dengan atrofi parietal.
  4. Bagaimana mencegah kekambuhan? – Hindari OAINS, alkohol, rokok, kelola stres, dan ikuti diet lambung-friendly.
  5. Kapan perlu endoskopi ulang? – Pada gejala persisten, temuan metaplasia, atau kecurigaan displasia/kanker.

Referensi

  1. Vakil, N., et al. (2006). The Montreal definition and classification of gastroesophageal reflux disease. American Journal of Gastroenterology.
  2. Ernst, E. (2003). Herbal therapy for gastrointestinal disorders… Alimentary Pharmacology & Therapeutics.
  3. Laine, L., et al. (2018). Systematic review comparing ulcer healing rates… American Journal of Gastroenterology.
  4. Zulkifli, A. & Pranata, R. (2025). Alcohol‑Induced Gastric Mucosal Injury. Indonesian Medical Journal.
Semoga artikel ini membantu Anda memahami dan mengelola gastritis kronis dengan tepat. Jika gejala berlanjut atau memburuk, segera konsultasikan ke dokter spesialis gastroenterologi.

Blog Post Lainnya
Maag pada Lansia: Penyebab, Mekanisme Medis, dan Penanganan
Maag pada Lansia: Penyebab, Mekanisme Medis, dan PenangananAug 6, 2025Pada usia lanjut (≥60 tahun), gangguan pencernaan seperti maag (gastritis dan tukak peptikum) menjadi semakin umum. . Penurunan fungsi fisiologis lambung, konsumsi obat-obatan kronis, dan infeksi
Pemeriksaan Endoskopi: Panduan Lengkap untuk Pasien
Pemeriksaan Endoskopi: Panduan Lengkap untuk PasienAug 6, 2025Endoskopi adalah salah satu prosedur diagnostik dan terapeutik yang paling sering digunakan di bidang gastroenterologi. Baik untuk memeriksa keluhan pencernaan maupun menegakkan diagnosis penyakit
Dispepsia dan Hubungannya dengan Maag: Tinjauan Klinis
Dispepsia dan Hubungannya dengan Maag: Tinjauan KlinisAug 5, 2025Dispepsia, atau indigestion, adalah keluhan pencernaan atas yang meliputi nyeri ulu hati, rasa penuh (early satiety), kembung, dan mual. . Sementara maag—dalam terminologi lokal—sering merujuk pada
`Show More
-
-
Dapatkan Heion Ashwagandha+ di marketplace favorit kamu
-
Social Media
Contact Us
62 8784-7365-360
ask.dailyheion@gmail.com
Disclaimer
Hasil yang didapatkan setiap individu bisa berbeda-beda, semua itu tergantung dari kondisi tubuh dan metabolisme masing-masing.
-
@2025 Heion Inc.