August 8, 2025, 10:24 am

Obesitas & GERD: Mengapa Kegemukan Memicu Maag dan Refluks

Obesitas & GERD: Mengapa Kegemukan Memicu Maag dan Refluks
Obesitas—keadaan kelebihan lemak tubuh—telah diidentifikasi sebagai salah satu faktor risiko utama untuk penyakit refluks gastroesofagus (GERD) dan gangguan pencernaan seperti maag (gastritis dan tukak lambung). Pada artikel ini, kita akan membahas:
  1. Definisi obesitas dan GERD
  2. Mekanisme hubungan obesitas dengan peningkatan risiko GERD/maag
  3. Dampak klinis dan bukti ilmiah
  4. Strategi pencegahan & manajemen
  5. FAQ

1. Definisi: Obesitas dan GERD/Maag

  • Obesitas: Kondisi medis dengan indeks massa tubuh (IMT) ≥30 kg/m², diukur berdasarkan berat (kg) dibagi kuadrat tinggi badan (m²)¹.
  • GERD (Gastroesophageal Reflux Disease): Kembalinya asam lambung ke kerongkongan secara berulang menyebabkan rasa terbakar (heartburn), regurgitasi, dan kadang komplikasi esofagitis kronis².
  • Maag: Secara umum merujuk pada gangguan lambung seperti gastritis (peradangan mukosa) dan tukak peptikum (ulkus lambung/duodenum)³.

-

2. Mekanisme: Bagaimana Obesitas Memicu GERD/Maag


2.1 Peningkatan Tekanan Intra‐Abdomen


Lemak visceral (lemak di sekitar organ perut) menambah tekanan di rongga abdomen, memaksa isi lambung naik ke kerongkongan melewati sfingter esofagus bawah (LES) yang tertutup⁴.

2.2 Gangguan Fungsi LES


Obesitas dikaitkan dengan penurunan tonus LES—otot cincin yang mencegah refluks—sehingga barisan asam lambung lebih mudah lolos ke kerongkongan⁵.

2.3 Perubahan Motilitas & Gastric Emptying


Penderita obesitas cenderung memiliki pengosongan lambung yang lebih lambat, memperpanjang waktu kontak asam dengan dinding lambung, memperbesar risiko iritasi mukosa dan tukak⁶.

2.4 Inflamasi Sistemik


Sel lemak (adiposit) mensekresikan sitokin dan adipokin pro‐inflamasi (TNF-α, IL-6) yang merusak lapisan pelindung mukosa lambung, mempermudah peradangan gastritis⁷.

-

3. Bukti Ilmiah & Dampak Klinis

  • Meta‐analisis 23 studi menunjukkan obesitas meningkatkan risiko GERD hingga 2–3× lipat dibandingkan berat normal .
  • Studi kohort menemukan penurunan IMT rata‐rata 5 kg/m² menurunkan frekuensi heartburn sebesar 40 % .
  • Penderita obesitas juga 1,5× lebih mungkin mengalami tukak lambung kronis .

4. Pencegahan & Manajemen


4.1 Modifikasi Berat Badan

  • Diet Defisit Kalori: Kurangi 500–1000 kkal/hari untuk penurunan 0,5–1 kg/minggu.
  • Aktivitas Fisik: Minimal 150 menit aerobik moderat per minggu (jalan cepat, bersepeda)⁸.

4.2 Perubahan Pola Makan

  • Porsi Kecil & Sering: 5–6 kali makan kecil untuk mengurangi volumulambung.
  • Hindari Pemicu GERD: Kafein, alkohol, makanan pedas/asam/berlemak.

4.3 Pengobatan Medis

  • Antisecretory Agents: PPI (omeprazole, lansoprazole) untuk menurunkan sekresi asam.
  • Prokinetik: Metoclopramide atau domperidone untuk mempercepat gastric emptying⁹.

4.4 Monitoring & Follow‐Up

  • Skoring Gejala: Reguler menilai frekuensi heartburn/regurgitasi.
  • Endoskopi: Jika terjadi dispepsia berat, anemia, atau gejala alarm.

FAQ


1. Apakah semua orang obesitas pasti menderita GERD? Tidak semua, tetapi risiko meningkat secara signifikan—sekitar 2–3× lipat .

2. Berapa banyak penurunan berat badan yang cukup untuk meredakan gejala? Bahkan 5–10 % penurunan berat badan tubuh dapat mengurangi frekuensi heartburn hingga 20–40 % .

3. Apakah olahraga bisa memperburuk GERD? Olahraga ringan sampai moderat biasanya membantu; hindari aktivitas berat segera setelah makan karena bisa memicu refluks.

4. PPI aman untuk pemakaian jangka panjang pada obesitas?
Umumnya aman, namun jarang dapat menyebabkan malabsorpsi magnesium/B12 dan peningkatan risiko infeksi .

5. Bagaimana diet ideal bagi obesitas dengan GERD? Fokus pada sayuran non-asam, protein rendah lemak, biji-bijian utuh, dan minyak sehat; hindari pemicu asam, berlemak, dan proses berat.

Referensi

  1. World Health Organization. Obesity: preventing and managing the global epidemic. WHO Technical Report 894, 2000.
  2. El-Serag, H. B., et al. “Body Mass Index and Acid Reflux: A Meta‐analysis.” Gut, 2005.
  3. Jacobson, B. C., et al. “Body Mass, Acid Reflux, and Barrett’s Esophagus.” Gastroenterology, 2006.
  4. Corley, D. A., & Kubo, A. “Body Mass Index and Gastroesophageal Reflux Disease.” Gastroenterology, 2008.
  5. Katz, P. O., et al. “Guidelines for the Diagnosis and Management of Gastroesophageal Reflux Disease.” American Journal of Gastroenterology, 2013.
  6. Camilleri, M., et al. “Gastric Motor Function in Obesity.” European Journal of Clinical Investigation, 2007.
  7. Tilg, H., & Moschen, A. R. “Adipocytokines: Mediators Linking Adipose Tissue, Inflammation, and Immunity.” Nature Reviews Immunology, 2006.
  8. Haskell, W. L., et al. “Physical Activity Guidelines for Americans.” Circulation, 2007.
  9. Malfertheiner, P., Megraud, F., et al. “Management of Helicobacter pylori Infection—the Maastricht V/Florence Consensus.” Gut, 2017.
Blog Post Lainnya
Megakolon: Definisi, Jenis, Diagnosis, Terapi, dan (Sedikit) Hubungannya dengan “Maag”
Megakolon: Definisi, Jenis, Diagnosis, Terapi, dan (Sedikit) Hubungannya dengan “Maag”Aug 14, 2025Megakolon adalah pelebaran (dilatasi) usus besar yang tidak normal. Kondisi ini bisa akut dan mengancam nyawa (misalnya toxic megacolon pada kolitis berat), bisa pula kronis/menahun (misalnya pada
Ciri-Ciri Perbedaan Sakit Maag vs Sakit Jantung
Ciri-Ciri Perbedaan Sakit Maag vs Sakit JantungAug 14, 2025Nyeri dada/ulu hati sering bikin panik: “Ini maag atau jantung?” Keduanya bisa mirip—bahkan nyeri jantung bisa terasa seperti “terbakar” di ulu hati, sementara maag/GERD kadang menjalar ke dada.
Penyakit Whipple: Definisi, Gejala, Diagnosis, Terapi, dan Hubungannya dengan “Maag”
Penyakit Whipple: Definisi, Gejala, Diagnosis, Terapi, dan Hubungannya dengan “Maag”Aug 13, 2025Penyakit Whipple adalah infeksi multisistem yang sangat jarang, disebabkan bakteri Tropheryma whipplei. Target utama adalah usus halus (jejunum–duodenum) sehingga menimbulkan malabsorbsi (berat badan
`Show More
-
-
Dapatkan Heion Ashwagandha+ di marketplace favorit kamu
-
Social Media
Contact Us
62 8784-7365-360
ask.dailyheion@gmail.com
Disclaimer
Hasil yang didapatkan setiap individu bisa berbeda-beda, semua itu tergantung dari kondisi tubuh dan metabolisme masing-masing.
-
@2025 Heion Inc.