September 6, 2025, 7:21 am

Alkohol & “Asam Lambung Naik”: Mengapa Bisa Memicu Refluks dan Memperparah “Maag”?

Alkohol & “Asam Lambung Naik”: Mengapa Bisa Memicu Refluks dan Memperparah “Maag”?
Alkohol tidak otomatis “menyebabkan” penyakit lambung pada semua orang, tetapi pada banyak pasien ia memicu kekambuhan GERD (asam lambung naik) dan memperberat gastritis/“maag”.

Mekanismenya mencakup pengaruh pada katup kerongkongan bawah (LES), sekresi asam, pembersihan asam, serta cedera langsung mukosa. Bukti klinis juga menunjukkan risiko perdarahan saluran cerna atas meningkat—terutama bila alkohol dikombinasikan dengan NSAID.

Bagaimana alkohol memicu refluks dan memperberat “maag”?

  1. LES lebih “longgar” & episode refluks lebih sering Alkohol dikaitkan dengan penurunan tekanan LES dan terpicunya episode refluks, sehingga isi lambung lebih mudah naik ke esofagus. Pedoman ACG merangkum data fisiologi bahwa konsumsi alkohol dapat menurunkan tekanan LES, dan telaah klinis menyimpulkan alkohol merupakan trigger refluks pada sebagian besar penderita GERD.
  2. Merangsang sekresi asam & gastrin (terutama bir/anggur) Minuman beralkohol hasil fermentasi (bir, anggur) poten merangsang sekresi asam lambung dan pelepasan gastrin—efek bir bahkan dapat mendekati “maksimal” pada uji fisiologi manusia. (Minuman beralkohol kadar etanol tinggi seperti wiski/cognac tidak merangsang asam lewat jalur ini, namun tetap bisa memperburuk refluks melalui mekanisme lain.)
  3. Gangguan motilitas & pembersihan asam esofagus Pada peminum berat, ditemukan gangguan motorik esofagus yang dapat memperlambat “pencucian” asam dari permukaan mukosa—membuat rasa terbakar lebih lama.
  4. Cedera langsung mukosa → gastritis/gastropati Alkohol (terutama konsumsi berlebihan/kronik) melukai epitel lambung, mengganggu barier mukus-bikarbonat, memicu peradangan/erosi, bahkan perdarahan. Ulasan modern dan sumber rujukan klinis menempatkan alkohol sebagai penyebab umum gastritis/gastropati.

Apa kata peneliti klinis?

  • Kaitan konsumsi alkohol - GERD: meta-analisis observasional menunjukkan risiko GERD lebih tinggi pada peminum, meski besar efek bervariasi antar studi (tergantung pola minum/dosis/metode pengukuran).
  • Risiko perdarahan saluran cerna atas (UGIB): studi prospektif besar menunjukkan risiko UGIB meningkat seiring jumlah minuman per minggu, dan alkohol memperkuat risiko perdarahan terkait NSAID.
Terjemah klinisnya: pada penderita GERD/“maag”, alkohol sering memicu gejala, sementara pada penderita gastritis/ulkus ia menghambat penyembuhan dan menambah risiko perdarahan—terutama jika masih memakai NSAID.

Cara minum yang “lebih aman” (bila Anda tidak bisa menghindari sama sekali)

  • Paling aman: hindari saat gejala aktif/ada luka (esofagitis/ulkus) dan bila Anda rutin memakai NSAID.
  • Jika memilih minum:
  • Batasi jumlah; uji respons pribadi—banyak pasien membaik saat stop total.
  • Jangan di perut kosong; hindari 3–4 jam sebelum tidur; jangan langsung rebahan.
  • Ketahui bahwa bir/anggur cenderung lebih merangsang asam daripada spirit; namun jenis minuman bukan satu-satunya faktordosis & waktu lebih menentukan.
  • Terapkan paket anti-refluks harian: porsi kecil, jeda makan–tidur ≥2–3 jam, kepala ranjang ditinggikan, jaga berat badan. (Pedoman ACG).

FAQ

1) Apakah alkohol “menyebabkan” GERD? Tidak sebagai satu-satunya penyebab, tetapi meningkatkan risiko dan memicu kekambuhan pada banyak orang—tergantung dosis, frekuensi, dan kerentanan individu.

2) Benarkah bir/anggur lebih “asam” untuk lambung? Data fisiologi menunjukkan bir & anggur lebih merangsang sekresi asam & gastrin dibanding spirit. Namun semua jenis alkohol dapat memperburuk refluks lewat efek pada LES/motilitas—jadi porsi & timing tetap kunci.

3) Kalau saya sedang minum PPI, apakah boleh minum alkohol? PPI mengurangi keasaman, tetapi tidak mencegah refluks. Alkohol tetap bisa memicu gejala dan menambah risiko perdarahan bila Anda juga memakai NSAID. Diskusikan dengan dokter, terutama bila ada riwayat ulkus/UGIB.

4) Saya punya “maag” (gastritis/ulkus). Apakah harus stop total? Selama fase aktif/penyembuhan, ya—sebaiknya stop karena alkohol melukai mukosa dan dapat memperlambat penyembuhan. Setelah sembuh, keputusan bersifat individual, tetapi membatasi sangat dianjurkan.

5) Mengapa gejala saya lebih buruk saat minum malam hari? Karena posisi berbaring setelah minum meningkatkan refluks; tubuh juga membersihkan asam lebih lambat saat tidur. Hindari minum menjelang tidur dan tetap tegak ≥3–4 jam setelahnya.

Rujukan ilmiah (tanpa tautan langsung)


  • ACG Clinical Guideline (2022) – GERD: pengaruh alkohol terhadap LES & anjuran gaya hidup; ringkasan bukti.
  • Pan dkk., 2019 – Meta-analisis: konsumsi alkohol - risiko GERD.
  • Singer/Teyssen/Chari – studi fisiologi manusia: bir/anggur merangsang sekresi asam & gastrin; spirit tidak lewat jalur ini.
  • Keshavarzian 1990; Shaker 2025 – motilitas esofagus & alkohol: gangguan motorik/pembersihan asam pada peminum berat.
  • StatPearls Gastritis; tinjauan molekuler: alkohol sebagai penyebab gastritis/gastropati.
  • Kaufman 1999; Strate 2016 – studi risiko perdarahan: risiko UGIB meningkat seiring dosis; alkohol + NSAID → risiko lebih tinggi.

Pesan dokter


Jika Anda sering “asam naik” atau sedang fase penyembuhan gastritis/ulkus, membatasi (bahkan menghentikan) alkohol adalah salah satu langkah paling berdampak. Padukan dengan paket anti-refluks dan, bila perlu, terapi obat terarah. Bila Anda memakai NSAID atau punya riwayat perdarahan saluran cerna, diskusikan rencana yang lebih ketat bersama dokter.
Blog Post Lainnya
Alkohol & “Asam Lambung Naik”: Mengapa Bisa Memicu Refluks dan Memperparah “Maag”?
Alkohol & “Asam Lambung Naik”: Mengapa Bisa Memicu Refluks dan Memperparah “Maag”?Sep 6, 2025Alkohol tidak otomatis “menyebabkan” penyakit lambung pada semua orang, tetapi pada banyak pasien ia memicu kekambuhan GERD (asam lambung naik) dan memperberat gastritis/“maag”. . Mekanismenya
Kenapa perokok berat lebih sering “asam lambung naik”?
Kenapa perokok berat lebih sering “asam lambung naik”?Sep 5, 2025Merokok—terutama berat dan lama (pack-years tinggi)—meningkatkan risiko gejala GERD (asam lambung naik) dan esofagitis erosif, serta memperberat keluhan heartburn/regurgitasi. Ini terjadi karena
Gigi & “Maag”: Mengapa Mulut yang Tidak Terawat Bisa Memperparah Keluhan Lambung?
Gigi & “Maag”: Mengapa Mulut yang Tidak Terawat Bisa Memperparah Keluhan Lambung?Sep 4, 2025. Intinya. “Maag” di Indonesia biasanya merujuk pada dispepsia (nyeri/ketidaknyamanan ulu hati) dan GERD (asam naik ke kerongkongan). Kesehatan gigi–mulut yang buruk tidak otomatis menciptakan GERD,
`Show More
-
-
Dapatkan Heion Ashwagandha+ di marketplace favorit kamu
-
Social Media
Contact Us
62 8784-7365-360
ask.dailyheion@gmail.com
Disclaimer
Hasil yang didapatkan setiap individu bisa berbeda-beda, semua itu tergantung dari kondisi tubuh dan metabolisme masing-masing.
-
@2025 Heion Inc.