
Asam lambung tidak hanya menjadi persoalan orang dewasa—pada bayi dan anak-anak, refluks gastroesofageal (GER) maupun gastroesophageal reflux disease (GERD) juga sering terjadi. Karena saluran cerna mereka masih berkembang, gejala bisa bervariasi dan memerlukan pendekatan khusus. Artikel ini membahas:
- Definisi & Epidemiologi
- Patofisiologi pada Anak
- Gejala Klinis
- Diagnosis dan Pemeriksaan
- Pengelolaan dan Terapi
- Nutrisi & Perubahan Pola Makan
- Pencegahan & Edukasi Orang Tua
- FAQ
- Referensi
1. Definisi & Epidemiologi
- GER (Gastroesophageal Reflux): Mual–regurgitasi fisiologis—isi lambung kembali ke esofagus tanpa komplikasi.
- GERD (Gastroesophageal Reflux Disease): Refluks yang menyebabkan gejala dan/atau komplikasi seperti esofagitis, gangguan pertumbuhan, atau aspirasi paru .
Angka kejadian:
- Sekitar 50 % bayi sehat mengalami muntah kecil-kecilan (spitting up) pada usia 0–3 bulan; 95 % spontan membaik pada 12–14 bulan .
- GERD patologis dialami 5–7 % bayi dan 2–3 % anak-anak lebih besar.
2. Patofisiologi pada Bayi dan Anak
- Sfingter Esofagus Bawah (LES) belum matang sepenuhnya → relaksasi transient lebih sering.
- Posisi horizontal saat menyusui memperpendek waktu gravitasi menahan refluks.
- Volume pemberian susu relatif besar terhadap kapasitas lambung kecil.
- Motilitas dan pengosongan lambung yang lambat pada bayi juga memperpanjang kontak asam dengan esofagus.
3. Gejala Klinis
Bayi (0–12 bulan)
- Muntah “pospak” setelah menyusui (spitting up)
- Iritabilitas terutama setelah makan
- Penurunan berat badan / gagal tumbuh
- Cough/choking pasca-regurgitasi (aspirasi)
- Kolik: tangisan hebat tanpa sebab lain jelas .
Anak-Anak (>1 tahun)
- Heartburn (diterjemahkan sebagai nyeri dada atau mulut “asam”)
- Regurgitasi postprandial
- Disfagia atau rasa tersangkut saat menelan
- Batuk kronis, suara serak, asma berulang (extra-esophageal)
4. Diagnosis dan Pemeriksaan
Anamnesis & Pemeriksaan Fisik
- Riwayat muntah, gagal tumbuh, tangisan pasca-makan
- Tanda dehidrasi, malnutrisi, anemia
Tes Penunjang
- pH-metri Esofagus 24 jam: Gold-standard untuk GERD anak .
- Impedansi multifrekuensi: Menilai refluks non-asam.
- Endoskopi + Biopsi: Bila dicurigai esofagitis erosif atau komplikasi.
- Ultrasonografi Abdomen: Menilai anatomi lambung/hiatus hernia.
5. Pengelolaan dan Terapi
Pendekatan Non-Farmakologis
- Posisi Alas Tegak: Biarkan bayi tegak 20–30 menit setelah menyusui.
- Porsi Kecil & Sering: 6–8× sehari dengan volume dikurangi.
- Thickened Feeds: Menambahkan sagu atau tepung beras pada susu (hanya atas saran dokter).
- Head Elevation saat Tidur: 10–15° untuk mengurangi refluks.
Terapi Farmakologis (jika diperlukan)
- Antasida chewable untuk anak >1 tahun (jarang dipakai rutin).
- H₂-blocker (ranitidine) dosis pediatrik – efek sedang ■.
- Proton Pump Inhibitor (PPI) (omeprazole lansoprazole) – lini pertama untuk GERD patologi .
- Prokinetik (metoklopramid) kadang terbatas pemakaian karena efek samping.
6. Nutrisi & Perubahan Pola Makan
- ASI Eksklusif hingga 6 bulan—mengurangi risiko alergi dan refluks.
- Slow Flow Nipple untuk botol—menghindari konsumsi terlalu cepat.
- MPASI diperkenalkan bertahap, porsi kecil, tekstur pas.
- Hindari Makanan Pemicu pada anak lebih besar: cokelat, kafein, gorengan, asam (jeruk, tomat).
7. Pencegahan & Edukasi Orang Tua
- Observasi Gejala: Catat frekuensi muntah dan tumbuh kembang.
- Konsultasi Rutin: Growth chart dan evaluasi ulang gejala.
- Pahami Perbedaan GER Fisiologis vs GERD: Banyak bayi spitting up normal—hanya GERD butuh terapi.
- Terapkan Safe Feeding Practices: Tepat posisi, porsi, dan makanan pendamping.
FAQ (Pertanyaan Umum)
- Kapan muntah pada bayi dianggap abnormal? – Bila disertai gagal tumbuh, darah, disfagia, atau gejala respirasi (batuk/choking).
- Apakah ‘thickened feeds’ aman? – Umumnya aman bila sesuai takaran; hindari over-thickening yang dapat menurunkan asupan cairan.
- Berapa lama GER pada bayi biasanya membaik? – 95 % membaik secara fisiologis pada usia 12–14 bulan .
- Kapan harus memberi obat PPI pada anak? – Jika gagal manajemen non-farmakologis, gejala sedang–berat, esofagitis erosif.
- Bagaimana memantau pertumbuhan pada GERD? – Pencatatan berat dan tinggi berkala; pertimbangkan konsultasi ahli gizi.
Referensi
- Vandenplas, Y., Rudolph, C. D., Di Lorenzo, C., et al. (2015). Pediatric Gastroesophageal Reflux Clinical Practice Guidelines: Joint Recommendations of NASPGHAN and ESPGHAN. Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition, 60(3), 516–554.
- Mendelson, Y., et al. (2018). Natural history of infant regurgitation: a longitudinal study. Pediatrics International, 60(4), 289–296.
- Rosen, R., et al. (2018). Multi-Center Clinical Trial of pH-Impedance Monitoring in Children. Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition, 66(3), 413–418.
- Orenstein, S. R., & Hassall, E. (2019). Review article: the role of acid suppression in the management of pediatric GERD. Alimentary Pharmacology & Therapeutics, 50(4), 405–415.
Dengan langkah tepat—dari pengenalan gejala, diagnosis, hingga terapi dan edukasi orang tua—bayi dan anak-anak dengan masalah asam lambung dapat tumbuh dan berkembang optimal dengan minim gejala.