August 6, 2025, 9:43 pm

Maag pada Lansia: Penyebab, Mekanisme Medis, dan Penanganan

Maag pada Lansia: Penyebab, Mekanisme Medis, dan Penanganan
Pada usia lanjut (≥60 tahun), gangguan pencernaan seperti maag (gastritis dan tukak peptikum) menjadi semakin umum.

Penurunan fungsi fisiologis lambung, konsumsi obat-obatan kronis, dan infeksi Helicobacter pylori saling berinteraksi, meningkatkan risiko peradangan dan luka pada mukosa lambung.

Artikel ini menjelaskan secara mendalam mengapa maag lebih sering terjadi pada orang tua, mekanisme medisnya, serta strategi diagnosis dan penanganan, dilengkapi referensi ilmiah dan FAQ.

1. Patofisiologi Maag pada Lansia


Beberapa perubahan fisiologis seiring penuaan memengaruhi fungsi lambung:
  1. Penurunan Sekresi Asam dan Pepsin Kapasitas sel parietal menurun 20–30 % sehingga proteksi mukosa berkurang, meski asam lambung kadang paradoxically tinggi pada gastritis multifokal .
  2. Gangguan Aliran Darah Mukosa Mikroangiopati terkait usia menurunkan perfusi lambung, menghambat suplai nutrisi dan bikarbonat (buffer) untuk perbaikan epitel .
  3. Penipisan Lapisan Mukus & Bikarbonat Produksi mukus pelindung berkurang, sedangkan bikarbonat luminal menurun, memudahkan iritasi asam .
  4. Perubahan Motilitas Gastric emptying cenderung melambat, meningkatkan waktu kontak asam-pepsin dengan dinding lambung.

2. Faktor Risiko Unik pada Orang Tua


Polifarmasi dan NSAID


Penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) untuk nyeri sendi atau penyakit rematik sering tidak terhindarkan. OAINS menghambat prostaglandin (COX-1), memperlemah pertahanan mukosa dan meningkatkan risiko erosif gastritis .

Infeksi Helicobacter pylori


-


Prevalensi infeksi kronis H. pylori mencapai 60 % pada lansia. Infeksi ini memicu peradangan menahun dan ulserasi distal .

Komorbiditas Metabolik & Kardiovaskular


Diabetes melitus dan penyakit jantung iskemik sering disertai gastroparesis atau saluran cerna hipomotil, memperparah dispepsia dan iritasi lambung.


Stres & Malnutrisi


Penurunan asupan gizi mikro (vitamin C, A) melemahkan regenerasi mukosa. Stres kronis pada lansia (kesepian, penyakit) turut meningkatkan sekresi asam melalui aksis HPA.

3. Manifestasi Klinis


Gejala maag pada lansia sering tidak khas:
  • Nyeri ulu hati atau rasa tidak nyaman tumpul
  • Anoreksia ringan dan penurunan berat badan tanpa maksud
  • Mual, kembung, dan dispepsia persisten
  • Anemia defisiensi besi akibat perdarahan mikro kronis
  • Perdarahan: Hematemesis atau melena pada tukak peptikum lanjut
Kurangnya gejala “heartburn” khas sering menunda diagnosis hingga komplikasi muncul.

4. Diagnosis


Anamnesis Mendalam


Catat riwayat obat (NSAID, antikoagulan), komorbiditas, pola makan, dan gejala alarm (penurunan berat badan, hematemesis).


Pemeriksaan Laboratorium


  • CBC: Mendeteksi anemia.
  • Fungsi Hati/Ginjal: Sebelum terapi PPI.
  • Tes H. pylori: Urea breath test atau antigen feses.


Endoskopi Esofago‐Gastro‐Duodenum (EGD)


Gold-standard untuk melihat gastritis erosif, ulkus, dan komplikasi lain serta memungkinkan biopsi mukosa .

5. Penanganan dan Manajemen


Eradikasi H. pylori

  • Regimen Triple Therapy: PPI + clarithromycin + amoxicillin/metronidazole selama 14 hari .
  • Verifikasi eradikasi lewat UBT 4–8 minggu pasca-terapi.


Terapi Antisekresi

  • Proton Pump Inhibitors (PPI): Omeprazole/lansoprazole 20–40 mg/hari selama 4–8 minggu.
  • H₂‐Receptor Antagonists: Alternatif bila PPI kontraindikasi (rantidine/famotidine).

Proteksi Mukosa

  • Sukralfat: 1 g 4× hari, aman untuk lansia.
  • Zinc-L-Carnosine: Mendukung regenerasi epitel.

Modifikasi Gaya Hidup

  • Batasi NSAID: Ganti dengan parasetamol atau analgesik non-NSAID bila memungkinkan.
  • Diet Lambung‐Friendly: Porsi kecil, hindari pedas/asam/berlemak.
  • Pencatatan Makanan & Gejala: Identifikasi pemicu personal.
  • Manajemen Stres: Teknik relaksasi, interaksi sosial.

Monitoring

  • Uji Darah Bias: Deteksi perdarahan mikro.
  • Endoskopi Ulang: Bila gejala persisten atau temuan premaligna.

6. Pencegahan Kekambuhan

  • Kepatuhan Terapi: Pastikan penyelesaian antibiotik dan PPI.
  • Hindari Pemicu: Kopi pekat, alkohol, rokok.
  • Perbaikan Nutrisi: Suplementasi mikronutrien jika malnutrisi.
  • Skrining Rutin: Lansia dengan risiko tinggi (riwayat ulkus, H. pylori, NSAID).

FAQ


1. Mengapa lansia lebih rentan maag? Karena penurunan pertahanan mukosa, perfusi lambung, dan konsumsi obat erosif seperti NSAID .
2. Apakah PPI aman jangka panjang untuk lansia? Umumnya aman, namun pantau risiko malabsorpsi magnesium/B12 dan infeksi C. difficile .
3. Apa alternatif jika lansia tak tahan PPI? H₂-receptor antagonists atau suplemen melindungi mukosa (sukralfat, zinc-L-carnosine).
4. Kapan perlu endoskopi ulang? Jika gejala tidak membaik setelah 8 minggu terapi, atau muncul gejala alarm.
5. Bisakah lansia diet saja tanpa obat? Diet penting, tetapi pada gastritis erosif atau ulkus, terapi medis esensial untuk mencegah komplikasi.

Referensi


  1. Laine, L., Yang, H., Chang, S. C., Datto, C., & Caro, J. J. (2018). Systematic review comparing ulcer healing rates of PPIs versus H₂‐receptor antagonists. American Journal of Gastroenterology.
  2. Vakil, N., van Zanten, S. V., Kahrilas, P., Dent, J., & Jones, R. (2006). The Montreal definition and classification of GERD. American Journal of Gastroenterology.
  3. Malfertheiner, P., Megraud, F., O’Morain, C. A., et al. (2017). Management of Helicobacter pylori infection—the Maastricht V/Florence Consensus Report. Gut.
  4. Tarnawski, A. S., Ahluwalia, A., & Jones, M. K. (2003). Aging, gastrointestinal mucosal defense and diseases. Current Gerontology and Geriatrics Research.
  5. Fischbach, W., & Malfertheiner, P. (2010). Gastric acid secretion and its clinical significance. Gastroenterology Review.
Dengan pemahaman mekanisme penuaan lambung serta faktor risiko khusus lansia, penanganan maag pada orang tua dapat dilakukan secara tepat—mengurangi gejala, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup.
Blog Post Lainnya
Maag pada Lansia: Penyebab, Mekanisme Medis, dan Penanganan
Maag pada Lansia: Penyebab, Mekanisme Medis, dan PenangananAug 6, 2025Pada usia lanjut (≥60 tahun), gangguan pencernaan seperti maag (gastritis dan tukak peptikum) menjadi semakin umum. . Penurunan fungsi fisiologis lambung, konsumsi obat-obatan kronis, dan infeksi
Pemeriksaan Endoskopi: Panduan Lengkap untuk Pasien
Pemeriksaan Endoskopi: Panduan Lengkap untuk PasienAug 6, 2025Endoskopi adalah salah satu prosedur diagnostik dan terapeutik yang paling sering digunakan di bidang gastroenterologi. Baik untuk memeriksa keluhan pencernaan maupun menegakkan diagnosis penyakit
Dispepsia dan Hubungannya dengan Maag: Tinjauan Klinis
Dispepsia dan Hubungannya dengan Maag: Tinjauan KlinisAug 5, 2025Dispepsia, atau indigestion, adalah keluhan pencernaan atas yang meliputi nyeri ulu hati, rasa penuh (early satiety), kembung, dan mual. . Sementara maag—dalam terminologi lokal—sering merujuk pada
`Show More
-
-
Dapatkan Heion Ashwagandha+ di marketplace favorit kamu
-
Social Media
Contact Us
62 8784-7365-360
ask.dailyheion@gmail.com
Disclaimer
Hasil yang didapatkan setiap individu bisa berbeda-beda, semua itu tergantung dari kondisi tubuh dan metabolisme masing-masing.
-
@2025 Heion Inc.