August 18, 2025, 8:56 am

Peritonitis: Pengertian, Penyebab, Gejala, Diagnosis, Terapi, dan FAQ

Peritonitis: Pengertian, Penyebab, Gejala, Diagnosis, Terapi, dan FAQ
Peritonitis adalah peradangan pada peritoneum—selaput tipis yang melapisi dinding dalam perut dan membungkus organ‐organ intraabdomen. Ini merupakan kondisi gawat darurat; tanpa penanganan cepat dapat berujung sepsis, syok, hingga kegagalan multi-organ.

Dalam praktik klinis, peritonitis paling sering muncul akibat kebocoran (perforasi) saluran cerna—misalnya dari tukak lambung/duodenum, usus buntu yang pecah, atau kebocoran pasca operasi.

Jenis Peritonitis

  1. Peritonitis primer (Spontaneous Bacterial Peritonitis/SBP) Terjadi tanpa sumber intraabdomen yang jelas, biasanya pada pasien sirosis hati dengan asites. Bakteri usus berpindah (bacterial translocation) ke cairan asites dan menimbulkan infeksi.
  2. Peritonitis sekunder Paling sering. Disebabkan perforasi/robekan organ intraabdomen atau kebocoran anastomosis pasca bedah: ulkus peptikum perforasi, apendisitis, divertikulitis, perforasi kolon, iskemia usus, atau trauma tumpul/tembus.
  3. Peritonitis tersier Infeksi peritoneum persisten/rekuren meski sudah ditangani adekuat; lazim pada pasien kritis/imunokompromais.

Mengapa Peritonitis Berbahaya?


Paparan peritoneum terhadap asam lambung, enzim, empedu, feses, dan bakteri memicu inflamasi masif. Permeabilitas pembuluh meningkat, cairan berpindah ke rongga peritoneum, dan mediator inflamasi sistemik memicu sepsis dan disfungsi organ. Risiko perforasi, abses, atau ileus paralitik membuat mortalitas meningkat bila tertunda.

Faktor Risiko Utama

  • Sirosis dengan asites (SBP)
  • Ulkus peptikum, penggunaan OAINS/NSAID, infeksi Helicobacter pylori
  • Divertikulitis, apendisitis, penyakit radang usus berat
  • Pasca operasi abdomen, kebocoran anastomosis
  • Dialisis peritoneal (peritonitis terkait CAPD)
  • Imunosupresi (steroid/biologik), diabetes, malnutrisi

Diagnosis


1) Pemeriksaan klinis Nyeri tekan difus, rigiditas dinding perut, tanda sepsis.

2) Laboratorium
  • Darah: leukositosis, laktat ↑ (sepsis), gangguan elektrolit/renal/hepatik.
  • Cairan asites (bila ada): pungsi diagnostik; PMN ≥ 250/µL menegakkan SBP; kultur untuk arah antibiotik.
3) Pencitraan
  • Foto polos dada/abdomen: udara bebas subdiafragma menandakan perforasi.
  • CT scan abdomen: standar untuk mencari sumber kebocoran, abses, obstruksi, dan merencanakan tindakan bedah/intervensi.
4) Jangan rutin kolonoskopi/gastroskopi pada fase akut peritonitis perforasi karena berisiko perforasi tambahan; endoskopi dipertimbangkan setelah stabil sesuai indikasi.

Penatalaksanaan (Prinsip Gawat Darurat)

  1. Resusitasi cepat Akses IV besar, cairan kristaloid, oksigen, koreksi elektrolit, kontrol nyeri, dan tata laksana sepsis sesuai panduan (monitor tekanan darah, diuresis).
  2. Antibiotik empiris spektrum luas (setelah kultur bila memungkinkan)
  • Peritonitis sekunder komunitas: mis. piperacillin–tazobactam, atau ceftriaxone + metronidazole.
  • SBP: cefotaxime/ceftriaxone; pada sirosis, albumin IV mengurangi risiko gagal ginjal.
  • Sesuaikan dengan konteks nosokomial dan pola resistensi lokal; de-eskalasi berdasarkan kultur.
3. Kontrol sumber (source control)
  • Bedah emergensi untuk perforasi ulkus/usus, kebocoran anastomosis, peritonitis generalisata.
  • Drainase abses perkutaneus/operatif sesuai lokasi.
  • Pada CAPD: lepas/tukar kateter bila perlu + antibiotik intraperitoneal.
4. Terapi suportif Nutrisi (enteral jika mungkin), profilaksis trombosis, kontrol glukosa, dan pemantauan di bangsal atau ICU sesuai derajat berat.

Komplikasi

  • Syok septik dan kegagalan multi-organ
  • Abses intraabdomen residu
  • Adhesi dan obstruksi usus di kemudian hari
  • Perdarahan atau fistula pasca operasi

Pencegahan

  • Tata laksana ulkus peptikum yang tepat (eradikasi H. pylori, bijak memakai NSAID, penggunaan PPI pada risiko tinggi).
  • Pada sirosis: profilaksis SBP terpilih, kontrol asites, hindari prosedur invasif tidak perlu.
  • Teknik bedah steril dan optimalisasi nutrisi menurunkan risiko kebocoran anastomosis.
  • Edukasi pasien dialisis peritoneal tentang asepsis saat pertukaran cairan.

Hubungan dengan “Maag”


“Maag” (gastritis/ulkus) bukan peritonitis. Namun ulkus peptikum yang perforasi—komplikasi “maag berat”—menjadi penyebab penting peritonitis sekunder. Red flag: nyeri mendadak sangat hebat di ulu hati/perut, perut kaku, mual hebat, atau demam: darurat bedah.

Kapan Harus ke IGD?

  • Nyeri perut sangat hebat yang tidak biasa, terutama bila bertambah dengan gerak
  • Demam + perut tegang/kaku
  • Muntah terus-menerus, tidak bisa kentut/BAB, perut cepat membesar
  • Riwayat sirosis + asites dengan demam/nyeri perut atau kebingungan (ensefalopati)

FAQ


1) Apakah peritonitis bisa sembuh tanpa operasi?
SBP sering membaik dengan antibiotik + albumin. Peritonitis sekunder karena perforasi umumnya memerlukan operasi atau tindakan drainase; terapi medis saja tidak cukup.

2) Apakah antasida/PPI membantu peritonitis?
Tidak mengobati penyebab. Obat lambung hanya adjuvan setelah sumber infeksi terkontrol.

3) Berapa lama minum antibiotik?
Tergantung sumber dan kontrolnya. SBP umumnya 5–7 hari; peritonitis sekunder bervariasi (sering 4–7 hari setelah kontrol sumber adekuat), disesuaikan kondisi klinis dan kultur.

4) Bisa kambuh?
Ya. Tanpa kontrol sumber/eradikasi penyebab (mis. H. pylori, divertikulitis rumit), peritonitis bisa berulang. Pada sirosis dengan asites, risiko SBP rekuren ada; dokter dapat memberi profilaksis pada kelompok tertentu.

5) Apakah semua nyeri perut hebat itu peritonitis?
Tidak. Namun peritonitis adalah salah satu penyebab paling berbahaya dari nyeri perut akut. Evaluasi medis segera sangat penting.

6) Setelah operasi peritonitis, apa yang perlu diperhatikan?
Kendalikan nyeri, mobilisasi dini, perawatan luka, nutrisi bertahap, pantau demam atau nyeri yang kembali meningkat (curiga abses/infeksi lanjut).

Referensi (ringkas & otoritatif)


  • Sartelli M, et al. WSES Guidelines for management of intra-abdominal infections & perforated peptic ulcer. World J Emerg Surg.
  • Surviving Sepsis Campaign (2021). Guidelines on sepsis & septic shock management. Intensive Care Med.
  • Moore LJ, et al. Intra-abdominal sepsis: source control and antibiotics. Surg Infect (Larchmt).
  • Runyon BA. AASLD Practice Guidelines: Spontaneous Bacterial Peritonitis in cirrhosis. Hepatology.
  • Laine L, Jensen DM. Peptic ulcer disease: diagnosis and management. Am J Gastroenterol.
  • Bhandari TR, et al. Peritonitis—overview and principles. StatPearls (NIH/NCBI Bookshelf).
Catatan: Artikel ini bersifat edukatif dan tidak menggantikan konsultasi langsung. Bila Anda atau keluarga mengalami gejala yang dicurigai peritonitis, segera ke IGD.
Blog Post Lainnya
Peritonitis: Pengertian, Penyebab, Gejala, Diagnosis, Terapi, dan FAQ
Peritonitis: Pengertian, Penyebab, Gejala, Diagnosis, Terapi, dan FAQAug 18, 2025Peritonitis adalah peradangan pada peritoneum—selaput tipis yang melapisi dinding dalam perut dan membungkus organ‐organ intraabdomen. Ini merupakan kondisi gawat darurat; tanpa penanganan cepat
Penyakit Pencernaan: Spektrum Lengkap dari Esofagus hingga Rektum
Penyakit Pencernaan: Spektrum Lengkap dari Esofagus hingga RektumAug 16, 2025Penyakit pencernaan mencakup segala gangguan pada saluran cerna dari esofagus (kerongkongan), lambung, duodenum (bagian 1–3), jejunum, ileum, hingga kolon (termasuk sigmoid) dan rektum. . Karena
Megakolon: Definisi, Jenis, Diagnosis, Terapi, dan (Sedikit) Hubungannya dengan “Maag”
Megakolon: Definisi, Jenis, Diagnosis, Terapi, dan (Sedikit) Hubungannya dengan “Maag”Aug 14, 2025Megakolon adalah pelebaran (dilatasi) usus besar yang tidak normal. Kondisi ini bisa akut dan mengancam nyawa (misalnya toxic megacolon pada kolitis berat), bisa pula kronis/menahun (misalnya pada
`Show More
-
-
Dapatkan Heion Ashwagandha+ di marketplace favorit kamu
-
Social Media
Contact Us
62 8784-7365-360
ask.dailyheion@gmail.com
Disclaimer
Hasil yang didapatkan setiap individu bisa berbeda-beda, semua itu tergantung dari kondisi tubuh dan metabolisme masing-masing.
-
@2025 Heion Inc.