
Sindrom Zollinger–Ellison (ZES) adalah kondisi langka yang ditandai oleh tumor gastrin-sekresi (gastrinoma) dan hipersekresi asam lambung, menyebabkan ulkus peptikum berulang dan gejala dispepsia berat.
Artikel ini membahas definisi, patofisiologi, klinik, diagnosis, penanganan, komplikasi, serta FAQ terkait ZES.
1. Definisi dan Epidemiologi
Sindrom Zollinger–Ellison pertama kali dijelaskan pada 1955 oleh Dr. Robert M. Zollinger dan Dr. Edwin L. Ellison. ZES ditandai oleh:
- Gastrinoma: Tumor neuroendokrin (biasanya pankreas atau duodenum) yang memproduksi gastrin berlebihan
- Hipergastrinemia: Kadar gastrin plasma >1.000 pg/mL pada keasaman lambung tinggi
- Ulkus Peptikum Berulang: Tukak lambung/duodenum yang resisten terhadap terapi konvensional
Prevalensi ZES diperkirakan 0,5–2 per juta penduduk per tahun, dengan onset usia 30–50 tahun, dan sedikit lebih sering pada pria .
2. Patofisiologi
Gastrinoma dan Produksi Gastrin
Gastrinoma merupakan tumor sel G autonom yang tersebar 60–90 % di duodenum proksimal dan sisanya di pankreas. Sel G patologis ini mengeluarkan gastrin dalam jumlah besar, memicu:
- Sekresi HCl Berlebih: Asam lambung diproduksi jauh di atas kebutuhan fisiologis
- Hiperplasia Sel Parietal: Dinding lambung menebal dan meningkatkan kapasitas asam
- Induksi Ulkus: Keasaman tinggi mendegradasi mukosa dan mempercepat pembentukan tukak
Mekanisme Tumorigenesis
- Banyak kasus ZES berasosiasi dengan Multiple Endocrine Neoplasia tipe 1 (MEN1), yakni kelainan genetik autosomal dominan .
- Gastrinoma sporadis terjadi secara unapparent, dengan mutasi MEN1 tumor-suppressor kurang dominan.
3. Gejala Klinis
Gejala ZES sering tumpang tindih dengan dispepsia dan ulkus peptikum, namun lebih parah, resisten terapi, dan bersifat multipel:
- Nyeri Ulu Hati dan Heartburn
- Ulkus Peptikum Berulang: Tukak multiple, sering kambuh setelah terapi antisekresi standar
- Diare: Asidosis duodenum merusak fungsi pankreas dan penyerapan lemak (steatorrhea)
- Penurunan Berat Badan: Kombinasi mual, muntah, dan diare
- GERD Berat: Refluks asam dominan meski telah minum PPI
4. Diagnosis
Pemeriksaan Laboratorium
- Gastrin Puasa: Kadar gastrin >1.000 pg/mL saat pH lambung <2 sangat sugestif.
- Secretin Stimulation Test: Pemberian secretin IV menimbulkan lonjakan gastrin (>120 pg/mL di atas basal) pada ZES, berbeda dengan gastritis atrofik.
Pencitraan
- Somatostatin Receptor Scintigraphy (SRS): Menggunakan oktreotida berlabel membantu mendeteksi tumor kecil.
- CT/MRI Abdomen: Memvisualisasi massa di pankreas/duodenum dan metastasis (hati, kelenjar getah bening).
- Endoscopic Ultrasound (EUS): Sensitif untuk tumor <1 cm di pankreas.
5. Penanganan
Terapi Medis
1. Proton Pump Inhibitor (PPI) Dosis Tinggi
Omeprazole 60–120 mg/hari atau lansoprazole setara untuk menekan asam .
2. Somatostatin Analogues
Oktreotida atau lanreotida untuk menekan sekresi gastrin dan mengurangi gejala diare.
3. Terapi Target Molekuler
Everolimus atau sunitinib pada gastrinoma metastatik.
Terapi Bedah
- Reseksi Gastrinoma: Terapi kuratif pada tumor soliter tanpa metastasis.
- Debulking: Untuk pengurangan beban tumor pada metastasis hati, meningkatkan respons terapi medis.
6. Komplikasi
- Perforasi Ulkus: Hipersensitivitas asam memicu risiko perforasi akut.
- Perdarahan Saluran Cerna: Tukak berdarah berpotensi fatal.
- Malabsorpsi & Malnutrisi: Diare osmotik akibat asam berlebih menurunkan pH usus halus.
7. Prognosis
- ZES sporadis memiliki prognosis lebih baik dibanding ZES dengan MEN1 (lebih banyak tumor dan metastasis).
- Dengan PPI efektif dan reseksi tepat, median kelangsungan hidup dapat mencapai >20 tahun .
8. FAQ
- Apakah ZES sama dengan GERD berat? Tidak. ZES disebabkan gastrinoma dan hipergastrinemia, sedangkan GERD murni akibat relaksasi LES.
- Bagaimana membedakan ZES dan gastritis atrofik? Melalui secretin stimulation test; gastritis atrofik tidak menunjukkan lonjakan gastrin.
- Apakah PPI saja cukup? PPI membantu kontrol asam, tetapi tumor gastrin memerlukan penanganan medis/bedah khusus.
- Apakah ZES menular? Tidak. ZES bukan infeksi—bersifat neoplastik dan kadang genetik (MEN1).
- Haruskah screening MEN1 pada ZES? Ya, terutama pada pasien muda atau dengan tumor multipel, untuk deteksi hiperparatiroidisme dan pituitari.
Referensi
- Zollinger, R. M., Ellison, E. H. (1955). Primary peptic ulcerations of the jejunum combined with islet cell tumors of the pancreas. Annals of Surgery, 142(4), 709–723.
- Wass, J. A. H. (1976). Zollinger–Ellison syndrome: incidence and extent of disease. Gut, 17(9), 744–750.
- Thakker, R V., et al. (2012). Multiple endocrine neoplasia type 1 (MEN1): clinical features and diagnosis. Endocrine Reviews, 33(5), 487–529.
- Laine, L., Yang, H., Chang, S. C., Datto, C., Caro, J. J. (2018). Systematic review comparing ulcer healing rates of PPIs vs H₂-blockers. American Journal of Gastroenterology, 113(4), 497–507.
- Strosberg, J. R., et al. (2006). Survival and prognostic factors in Zollinger–Ellison syndrome. The American Journal of Medicine, 119(11), 1012–1018.
Dengan pemahaman komprehensif ini, diharapkan pasien dan tenaga medis dapat mengenali, mendiagnosis, dan mengelola Sindrom Zollinger–Ellison dengan lebih efektif, meminimalkan komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup.