
“Lambung yang luka” biasanya berarti ulkus peptikum—yakni robekan/cekungan pada dinding mukosa lambung (atau duodenum) yang menembus hingga lapisan muscularis mucosae—berbeda dari erosi dangkal. Dua penyebab tersering ialah infeksi Helicobacter pylori dan pemakaian OAINS/NSAID. Komplikasi yang harus diwaspadai: perdarahan, perforasi (jebol), dan sumbatan keluaran lambung (gastric outlet obstruction). Endoskopi adalah pemeriksaan baku emas; terapi mencakup PPI dan eradikasi H. pylori sesuai pedoman terkini.
Apa itu ulkus peptikum?
Secara medis, ulkus peptikum adalah defek mukosa >5 mm yang menembus melewati muscularis mucosae pada lambung/duodenum; lesi <5 mm disebut erosi. Ketidakseimbangan antara faktor perusak (asam, pepsin, OAINS) dan pelindung (mukus–bikarbonat, prostaglandin, aliran darah) memicu kerusakan berkelanjutan. Dua pemicu dominan: H. pylori dan OAINS.
Ciri-ciri klinis: bagaimana rasanya ulkus?
Gejala “klasik”
- Nyeri ulu hati (epigastrium): terasa perih/terbakar/menusuk; bisa menjalar ke punggung.
- Pola terkait makan:
- Ulkus lambung: nyeri 15–30 menit setelah makan, sehingga sebagian pasien mengurangi makan dan berat badan turun.
- Ulkus duodenum: nyeri 2–3 jam setelah makan atau muncul malam hari, mereda setelah makan—sebagian pasien justru berat badan naik.
- Kembung, cepat kenyang, mual/muntah.
- Pada sumbatan keluaran lambung, keluhan penuh/“begah” menetap dan muntah berulang.
Catatan: Pola “sesudah makan vs membaik dengan makan” membantu, tapi tidak absolut; diagnosis tetap perlu uji H. pylori dan/atau endoskopi bila ada kecurigaan kuat.
Tanda perdarahan saluran cerna atas
- Muntah darah atau “amplas kopi”,
- BAB hitam (melena),
- Pucat, pusing, jantung berdebar akibat anemia. Ini darurat medis. Tanda bahaya lain yang perlu endoskopi cepat
- Penurunan BB tanpa sebab, anemia defisiensi besi, dysphagia, muntah berulang, riwayat keluarga kanker saluran cerna atas.
Tanda komplikasi akut
- Perforasi (jebol): nyeri perut mendadak sangat hebat, perut kaku seperti papan, bisa disertai demam/tekanan darah turun. Butuh tindakan segera.
Siapa yang berisiko?
- H. pylori (menyumbang mayoritas ulkus duodenum dan sebagian besar ulkus lambung),
- OAINS/NSAID (ibuprofen, naproksen, diklofenak; juga aspirin dosis nyeri),
- Merokok, alkohol, obat tertentu (mis. steroid bila dikombinasi OAINS, bisfosfonat, KCl), dan sindrom hipersekresi asam (Zollinger-Ellison) lebih jarang.
Bagaimana memastikan diagnosis?
Uji H. pylori
- Urea breath test atau antigen tinja (non-invasif).
- Bila diendoskopi, biopsi untuk histologi/uji cepat urease.
- Wajib verifikasi test-of-cure setelah terapi (≥4 minggu pasca-antibiotik dan berhenti PPI ≥2 minggu).
- Baku emas untuk melihat ulkus langsung, mengambil biopsi (terutama pada ulkus lambung untuk menyingkirkan keganasan) dan menilai komplikasi. Indikasi: ada alarm, perdarahan, atau gejala menetap/berulang. (Panduan dispepsia/GERD menekankan peran endoskopi pada red flags).
Tes lain sesuai klinis
Hb/ferritin (anemia), feses darah samar, CT bila curiga perforasi/obstruksi.
Prinsip penanganan (ringkas & berbasis pedoman)
- Obati penyebab
- Perdarahan aktif → tata laksana sesuai ACG 2021: resusitasi, terapi IV (termasuk eritromisin pra-endoskopi di fasilitas tertentu), endoskopi dini dan terapi endoskopik bila terindikasi.
Bagaimana membedakan dari “maag biasa” atau GERD?
- Gastritis/“maag”: peradangan mukosa; nyeri perih/kembung tetapi tidak selalu ada luka.
- GERD: asam naik ke kerongkongan → panas di dada/regurgitasi.
- Ulkus: ada luka yang terdokumentasi; gejala sering berpola dengan makan, dan komplikasi perdarahan/perforasi lebih khas. Endoskopi yang membedakan secara pasti.
Kapan harus ke IGD?
- Muntah darah/melena, pingsan/lemas berat,
- Nyeri perut mendadak sangat hebat (curiga perforasi),
- Muntah berulang dengan perut sangat penuh (curiga sumbatan). Pedoman perdarahan saluran cerna atas menekankan perlunya penilaian & endoskopi segera pada kasus yang cukup berat.
FAQ
1) Apakah ulkus selalu sakit tiap hari?
Tidak selalu. Nyeri bisa datang-pergi mengikuti pola makan/stres/obat. Namun bila terus menerus atau membaik lalu memburuk lagi, perlu evaluasi (termasuk H. pylori).
2) Apa perbedaan nyeri ulkus lambung vs duodenum?
Secara klasik: nyeri segera setelah makan pada ulkus lambung, sedangkan 2–3 jam setelah makan/malam hari pada ulkus duodenum, dan bisa mereda dengan makan. Ini tidak absolut; gunakan sebagai petunjuk, bukan vonis.
3) Bisakah stres saja membuat ulkus?
Stres psikologis bukan penyebab utama. Dua penyebab tersering tetap H. pylori dan OAINS. “Stress ulcer” umumnya terjadi pada sakit kritis (ICU).
4) Apakah obat asam (PPI) cukup tanpa antibiotik?
Jika ulkus akibat H. pylori, harus diberikan regimen eradikasi (mis. BQT 14 hari). PPI saja menyembuhkan sementara tetapi risiko kambuh tinggi bila kuman tidak diberantas. Test-of-cure wajib.
5) Kapan perlu endoskopi?
Bila ada alarm (perdarahan, anemia, turun BB, muntah berulang, disfagia) atau gejala tak membaik meski terapi awal; juga pada ulkus lambung untuk memastikan bukan keganasan dan menilai penyembuhan sesuai indikasi klinis.
6) Apakah makanan pedas/asam ‘menyebabkan’ ulkus?
Tidak menyebabkan, tetapi bisa memperberat gejala saat mukosa sedang meradang. Fokus utama adalah membersihkan H. pylori, menghentikan OAINS, dan melindungi mukosa.
Kesimpulan
Ulkus peptikum adalah luka sejati pada dinding lambung/duodenum dengan konsekuensi serius bila terlambat ditangani. Ciri utama: nyeri ulu hati berpola, kadang nyeri malam, disertai kembung/mual; melena/muntah darah menandakan komplikasi. Diagnosis ditegakkan dengan uji H. pylori dan endoskopi pada indikasi. Tata laksana yang menangani akar masalah—eradikasi H. pylori dengan bismuth quadruple 14 hari + PPI, dan stop OAINS bila mungkin—memberi peluang besar untuk sembuh serta mencegah kekambuhan. Segera cari pertolongan bila muncul tanda bahaya atau nyeri mendadak hebat.
Rujukan medis (tanpa tautan aktif)
- StatPearls: Peptic Ulcer Disease—definisi ulkus vs erosi; gejala, alarm, komplikasi; peran OAINS/H. pylori. (Last update 2023).
- Merck Manual Professional: Peptic Ulcer Disease—tanda perdarahan (hematemesis/melena).
- ACG Clinical Guideline 2021: Upper GI & Ulcer Bleeding—penanganan perdarahan akut & urgensi endoskopi.
- ACG Clinical Guideline 2024: Treatment of H. pylori—BQT 14 hari sebagai terapi empiris utama + test-of-cure.
- NICE CG184 (Dispepsia/GERD)—peran endoskopi pada gejala alarm/persisten.
- StatPearls: Perforated Peptic Ulcer & Medscape Clinical Presentation—tanda klinis perforasi akut (nyeri mendadak hebat, perut kaku).
Catatan istilah: “maag” pada masyarakat kerap dipakai untuk berbagai keluhan ulu hati. Secara medis, dokter akan memilah gastritis/dispepsia, GERD, dan ulkus peptikum karena penyebab & terapinya berbeda—itulah mengapa evaluasi terarah sangat penting.