August 2, 2025, 8:53 pm

Maag Kronis: Penyebab, Penanggulangan, dan Panduan untuk Dewasa

Maag Kronis: Penyebab, Penanggulangan, dan Panduan untuk Dewasa
Maag kronis atau gastritis kronis adalah peradangan berkepanjangan pada lapisan mukosa lambung. Bagi Anda usia 30 tahun ke atas yang peduli kesehatan, mengenali penyebab dan langkah penanggulangannya sangat penting untuk mencegah komplikasi seperti tukak lambung, penipisan mukosa, atau bahkan risiko kanker lambung. Artikel ini menyajikan tinjauan medis yang mudah dipahami, dilengkapi referensi ilmiah dan FAQ.

Apa Itu Maag Kronis?


Maag kronis adalah kondisi di mana lapisan pelindung lambung mengalami inflamasi terus-menerus. Secara histologis, ditemukan infiltrasi sel-sel mononuklear (limfosit dan sel plasma) dan atrofi kelenjar lambung apabila berlangsung lama . Gejalanya bisa ringan—seperti nyeri tumpul di ulu hati—hingga berat, termasuk mual persisten dan gangguan pencernaan.

Penyebab Maag Kronis


1. Infeksi Helicobacter pylori

Bakteri yang menempel pada mukosa lambung, memicu inflamasi kronis.
Diperkirakan >50 % kasus gastritis kronis di dunia terkait H. pylori .

2. Penggunaan NSAID Jangka Panjang

Obat antiinflamasi nonsteroid (aspirin, ibuprofen) menurunkan prostaglandin pelindung mukosa.
Risiko ulangi inflamasi dan erosi.

3. Faktor Autoimun

Sistem imun menyerang sel parietal lambung, menyebabkan atrofi kelenjar dan defisiensi vitamin B12 .

4. Alkohol & Rokok

Keduanya mengiritasi mukosa secara langsung dan memperlambat regenerasi.

5.Stres Kronis

Peningkatan kortisol menurunkan aliran darah mukosa, mengganggu perbaikan jaringan.


-

Gejala Umum

  • Nyeri Ulu Hati: Rasa terbakar atau tumpul, terutama setelah makan.
  • Mual dan Kembung: Dispepsia ringan hingga berat.
  • Early Satiety: Cepat kenyang walau makan sedikit.
  • Nafsu Makan Turun: Akibat ketidaknyamanan lambung.
  • Kadang Tanpa Gejala: Banyak orang hanya terdiagnosis setelah skrining atau endoskopi.

Diagnosis

  1. Anamnesis & Pemeriksaan Fisik
Riwayat obat, alkohol, gejala dispepsia.
  1. Tes H. pylori
Urea breath test atau antigen feses untuk infeksi.
  1. Endoskopi Esofago-Gastro-Duodenum (EGD)
Gold standard untuk melihat kemerahan, edema, dan atrofi mukosa.
Biopsi untuk menyingkirkan displasia atau keganasan.
  1. Laboratorium
CBC (anemia), status B12 (autoimun), fungsi hati/ginjal.

Penanggulangan Maag Kronis


1. Eradikasi H. pylori

  • Terapi Triple: PPI + clarithromycin + amoxicillin/metronidazole selama 10–14 hari .
  • Uji ulang uang breath test 4 minggu setelah terapi.

2. Obat Penurun Asam

  • Proton Pump Inhibitors (PPI): Omeprazole 20–40 mg/hari selama 4–8 minggu.
  • H₂-Receptor Antagonists: Ranitidine/famotidine jika PPI kontraindikasi.

3. Pelindung Mukosa

  • Sukralfat: Lapisan mekanik pada luka superfisial.
  • Zinc-L-Carnosine atau DGL (Deglycyrrhizinated Licorice): Mendukung regenerasi .

4. Modifikasi Gaya Hidup

  • Hindari NSAID: Gunakan acetaminophen jika perlu.
  • Berhenti Merokok & Kurangi Alkohol
  • Diet Lambung-Friendly: Porsi kecil, sering; hindari pedas/asam/berlemak.
  • Manajemen Stres: Teknik relaksasi, meditasi, olahraga ringan.

Pencegahan Kekambuhan

  • Patuh Terapi: Selesaikan antibiotik dan PPI sesuai rekomendasi.
  • Pantau Diri: Jika gejala kembali, konsultasi ulang.
  • Skrining Berkala: Pada kasus autoimun atau metaplasia.

FAQ


1. Apakah gastritis kronis bisa sembuh total? Jika H. pylori tuntas dieradikasi dan faktor risiko terkendali, mukosa dapat pulih, meski beberapa perubahan histologis mungkin permanen.

2. Apa tanda perlu endoskopi ulang? Gejala persisten >8 minggu, anemia, penurunan berat badan, atau riwayat metaplasia.

3. Berapa lama PPI diminum? Standar 4–8 minggu, lanjutkan dosis maintenance sesuai dokter.

4. Apakah suplemen herbal membantu? Zinc-L-Carnosine dan DGL mempunyai bukti mendukung regenerasi mukosa, tapi harus dikombinasi dengan terapi konvensional.

5. Bagaimana mencegah gastritis autoimun? Tidak dapat dicegah, tapi pantau kadar B12 dan gejala anemia; terapi pengganti B12 jika defisiensi.

Referensi


  1. Ernst, E. (2003). Herbal therapy for gastrointestinal disorders: a review. Alimentary Pharmacology & Therapeutics.
  2. Vakil, N., et al. (2006). The Montreal definition and classification of GERD. American Journal of Gastroenterology.
  3. Laine, L., et al. (2018). Systematic review comparing ulcer healing rates of PPI versus H₂-blockers. American Journal of Gastroenterology.
  4. Watanabe, Y., et al. (1998). Zinc-L-carnosine accelerates healing of gastric ulcers in rats. Digestive Diseases and Sciences.
  5. Malfertheiner, P., et al. (2017). Management of Helicobacter pylori infection—the Maastricht V/Florence Consensus Report. Gut.
Dengan pemahaman ini, Anda umur 30 tahun ke atas dapat mengenali gejala maag kronis lebih dini dan menjalani tatalaksana yang tepat demi kualitas hidup optimal.
Blog Post Lainnya
Peritonitis: Pengertian, Penyebab, Gejala, Diagnosis, Terapi, dan FAQ
Peritonitis: Pengertian, Penyebab, Gejala, Diagnosis, Terapi, dan FAQAug 18, 2025Peritonitis adalah peradangan pada peritoneum—selaput tipis yang melapisi dinding dalam perut dan membungkus organ‐organ intraabdomen. Ini merupakan kondisi gawat darurat; tanpa penanganan cepat
Penyakit Pencernaan: Spektrum Lengkap dari Esofagus hingga Rektum
Penyakit Pencernaan: Spektrum Lengkap dari Esofagus hingga RektumAug 16, 2025Penyakit pencernaan mencakup segala gangguan pada saluran cerna dari esofagus (kerongkongan), lambung, duodenum (bagian 1–3), jejunum, ileum, hingga kolon (termasuk sigmoid) dan rektum. . Karena
Megakolon: Definisi, Jenis, Diagnosis, Terapi, dan (Sedikit) Hubungannya dengan “Maag”
Megakolon: Definisi, Jenis, Diagnosis, Terapi, dan (Sedikit) Hubungannya dengan “Maag”Aug 14, 2025Megakolon adalah pelebaran (dilatasi) usus besar yang tidak normal. Kondisi ini bisa akut dan mengancam nyawa (misalnya toxic megacolon pada kolitis berat), bisa pula kronis/menahun (misalnya pada
`Show More
-
-
Dapatkan Heion Ashwagandha+ di marketplace favorit kamu
-
Social Media
Contact Us
62 8784-7365-360
ask.dailyheion@gmail.com
Disclaimer
Hasil yang didapatkan setiap individu bisa berbeda-beda, semua itu tergantung dari kondisi tubuh dan metabolisme masing-masing.
-
@2025 Heion Inc.